Mohon tunggu...
Hesti Kusumaningrum
Hesti Kusumaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya menyanyi, bercerita, memasak. Konten favorit saya adalah konten tentang masakan, perkembangan teknologi, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Batasi Cara Instan Bukan Berarti Tidak Kekinian

8 Desember 2022   11:04 Diperbarui: 8 Desember 2022   11:10 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Tuntutan keadaan di era globalisasi berpengaruh besar pada perubahan di segala aspek kehidupan, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Banyak kegiatan dalam pembelajaran yang terbantu karena kecanggihan teknologi. Guru seringkali memanfaatkan media internet untuk memperkaya materi, memberi tugas lewat email, atau sekedar bertukar pikiran dengan guru -- guru di daerah lain melalui grup di social media. Begitu pula dengan siswa yang sering mencari tugas di internet.

Dibalik semua kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan, perlu kita sadari bahwa ada sisi lain yang hilang dari karakter siswa tersebut, nilai kebersamaan dan tata krama. Bagaimana tidak, semua guru dan siswa berlomba-lomba memanfaatkan sebesar-besarnya kecanggihan teknologi yang ada. Guru memberikan tugas lewat email dan meminta balasan pula lewat media yang sama. Sehingga intensitas tatap muka antara guru dan siswa berkurang secara signifikan. Secara otomatis, intensitas percakapan diantara mereka pun berkurang. Dalam proses pembelajaran juga terjadi hal serupa. Jarang terlihat anak duduk berkelompok, mengerjakan tugas bersama. Berkunjung ke pasar, rumah pak RT, atau orang-orang penting lainnya untuk wawancara. Semua bisa mereka selesaikan sendiri dengan gadged yang terkoneksi internet.

Sering kali kita mendengar istilah "krisis moral" yang melanda generasi saat ini.  Menurunnya moralitas sebagai orang timur yang terkenal dengan andhap asornya menjadi keprihatinan bangsa. Sebagai seorang pengajar kita patut ikut prihatin dengan keadaan tersebut. Karena sesungguhnya tugas kita bukan hanya mengajar, tetapi mendidik siswa agar menjadi anak yang bermoral dan berkarakter. Seperti kata orang Jawa, guru itu digugu lan ditiru. Artinya bahwa seorang guru harus bisa menjadi tauladan yang baik bagi siswanya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk menanggulangi krisis moral ini adalah dengan mengawal anak-anak menjadi pengguna internet yang cerdas. Tidak semua kegiatan menggunakan internet. Guru memberikan ruang kepada siswa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Memberikan tugas yang bisa meningkatkan kemampuan bermasyarakat mereka. 

Sebagai contoh guru memberikan tugas membuat karangan tentang cara menanam padi. Guru meminta siswa untuk mendatangi seorang petani, kemudian mewawancarainya tentang cara menanam padi. 

Dari hasil wawancara tersebut siswa menulis karangan tentang cara menanam padi. Bisa juga dengan cara siswa ikut ke sawah untuk mengamati orang menanam padi. Dalam proses itulah akan timbul percakapan antara siswa dengan petani yang usianya jauh lebih tua. Secara otomatis mereka akan berusaha berbicara dengan bahasa yang halus dan tingkah laku sopan. Jikalau semua guru memberikan lebih banyak kegiatan yang melibatkan masyarakat, harapannya siswa menjadi terbiasa menggunakan bahasa yang halus dan sopan ketika berbicara dengan orang lain. Sehingga timbul rasa kebersamaan diantara mereka. Terbukti bahwa membatasi penggunaan internet, bukan berarti tidak bisa menyelesaikan tugas. Justru dengan langkah tersebut, kita sudah membantu menangkal pengaruh buruk teknologi terhadap generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun