Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[MPK] Merangkai Untaian Mimpi #2

10 Juni 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="350" caption="alienshift.com"] [/caption] "Perhatian-perhatian, para penumpang dengan nomor penerbangan  K11 Malaysia Airline tujuan Kuala Lumpur dipersilakan memasuki ruangan tunggu!" sebuah suara lembut terdengar dari pengeras suara yang ada di seluruh pojok Bandara Soekarno Hatta itu. Mendengar suara itu, seketika ada semburat senyum tipis terlintas di wajah Ruminah yang sangat khas itu. Kegembiraan seorang gadis desa yang tak lama lagi akan menikmati hingar bingar negara super power. Negara yang selama ini hanya ada di impiannya semata.

Pesawat yang mereka tumpangi melakukan dua kali persinggahan, Kuala Lumpur dan Taipei. Untuk mencapai Bandara John F. Kennedy New York memakan waktu tidak kurang dari 23 jam. Perjalanan yang sungguh amat panjang dan tidak pernah dilakukan seorang gadis desa seperti Ruminah.

"Aduh, kakiku pegel-pegel, Bu." keluhnya pada Mbak Indah.

Mbak Indah yang sedang asyik dengan majalah Vogue seakan tak mendengar. Matanya terus asyik memelototi majalah yang memang disediakan Malaysia Airlines itu.

Tak berapa lama kemudian, kota Manhattan di bawah sana sudah terlihat. Kerlap-kerlip cahaya lampu yang luar biasa banyaknya membuat Ruminah terpana. Takjub. Hatinya berdebar mengingat sebentar lagi kakinya akan menginjak negeri yang selama ini hanya dilihat lewat film-film. Akhirnya suara dari pengeras suara kembali terdengar "Attention, attention. Ladies and gentleman please fasten your seat belts! In a few minutes we are going to reach our destination." Lima menit kemudian Malaysia Airline mendarat dengan selamat.

Koridor panjang di salah satu bandara tersibuk di Amerika membuat Ruminah bingung. John F Kennedy Airpot yang besarnya mungkin tiga kali besarnya Bandara Soekarno Hatta itu menimbulkan rasa was-was dan cemas. "Rum, jangan jauh-jauh dari saya!" ujar Mbak Indah. "Waduh, mana berani saya jalan terpisah bu. Padat banget nih. Asing banget lagi!" keluh Ruminah. Takut benar jika terpisah dan tersesat.

"Excuse me?" seorang pemuda tinggi tegap memotong jalan Ruminah yang hampir saja terjatuh dibuatnya. Semua orang terlihat berjalan dengan cepatnya. Tergesa-gesa. Terburu-buru. Itulah hectic dan busynya New York City. Time is money.

"Taxi, mam?" seorang sopir taxi yellow cab menawarkan jasanya.

***

Apartement bernomor 67 Sunrise drive, tepat sebelah kanan crossing road, Woodbridge Avenue di kota Edison New Jersey adalah tempat di mana mereka akan tinggal selama di Amerika. Tempat ini diberikan oleh perusahan tempat suami Mbak Indah bekerja. Sangat strategis. Selain dikelilingi pusat-pusat perbelanjaan semacam Menlo Mall, Woodbridge Mall,  Edison Town Square yang sementara sedang dibangun, juga dilalui berbagai jalan utama seperti Rt.1, Garden State Parkway , NJ Turnpike, Interstate 287 dan beberapa jalan utama lainnya.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai sudah kita dengan selamat!" ucap Ruminah dengan penuh syukur sembari mengatur semua barang-barang bawaan yang luar biasa banyak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun