Macro photography? Awalnya saya nggak tahu apa itu macro photography, andai saja saya nggak bergabung di kampret, saya masih tetap tak tahu apa itu macro photography. Untunglah para suhu di sana berbaik hati menjelaskan apa itu macro photography dan mulailah saya iseng memraktekkan.
Beberapa foto yang saya upload adalah foto yang diambil dari kamera saya yang kemarin berciuman maut dengan meja (hiks). Jujur saya suka banget hasil jepretan kamera lama saya dalam mode macro, meskipun hanya kamera saku yang murah meriah. Kalau soal artistiknya, kayaknya masih jauh dari "art", karena jujur saja saya nggak ngerti sama sekali teknik fotografi, waton jepret aja. Ikut kampret pun modal nekad dan ra nduwe isin alias nggak tahu malu. Hehehehe..... Tapi kenekadan saya toh bernilai positif, karena saya jadi tahu sedikit-sedikiti istilah-istilah "per-kamera-an. Pokoknya nggak nyesel gabung di kampret, malah menambah wawasan.......(kok, malah jadi promo ya?)
Oke, deh, di bawah ini adalah hasil jepretan dalam mode makro yang saya ambil (eh, ada satu hasil jepretan anak sulung saya, sih). Saya nggak sempat hunting obyek jauh-jauh, jadi saya ambil obyek yang ada di depan mata saja. Beberapa jepretan memang tidak sempurna, tapi tetap saya tampilkan sebagai bahan saya belajar.
[caption id="attachment_180553" align="aligncenter" width="448" caption="Kata tukang kembang ini namanya bunga Batavia (dok. pribadi)"][/caption]
Bunga merah kecil-kecil ini, saya beli dari tukang kembang keliling 5 tahun yang lalu. Oleh suami dipindahkan dari potnya dan ditanam di depan rumah. Sekarang sudah lumayan tinggi pohonnya.
Foto berikut masih bunga Batavia dari depan rumah saya, tapi saya jepret pakai mode super macro.
[caption id="attachment_180554" align="aligncenter" width="448" caption="Mode super macro, di bawah terik Matahari siang (dok. pribadi)"]
Di halaman rumah saya memang tidak banyak tanaman. Lahan yang terbatas, iklim yang cukup panas, membuat saya memilih menanam tanaman buah-buahan untuk mendapatkan kerindangan dari dedaunnya, selain menikmati buahnya.
[caption id="attachment_180556" align="aligncenter" width="448" caption="Bunga Belimbing dan semut hitam (dok. pribadi)"]
Masih ada pohon rambutan dan pohon mangga di halaman rumah sebenarnya. Sayang mangga yang ada letaknya di atas, sedangkan rambutan tidak sedang berbuah. Akhirnya saya memilih obyek dari dalam kulkas.
[caption id="attachment_180562" align="aligncenter" width="448" caption="Segar dan manis.... (dok.pribadi)"]
[caption id="attachment_180566" align="aligncenter" width="448" caption="Bukan jeruk makan jeruk lho ya....(dok. pribadi)"]
Mencari obyek untuk macro photography pun berlanjut malamnya. Kali ini, selain belajar makro dan super makro, saya belajar soal setting EV atas saran para Suhu kampret. Jepret saja dari nilai negatif terbesar hingga nilai positif terbesar dan bandingkan hasilnya. Demikian kata mbak Dwi, kampretos yang tinggal di Hongkong dan sedang galau......hihihihhihi...
Sayang sekali ternyata PLN tak bersahabat dan tiba-tiba peetttt.....listrik pun padam. Sempat menjepret bulan yang kala itu masuk fase quarter (perbani) awal. Suasana gelap, membuat langit tidak terpolusi cahaya lampu. Tapi berhubung leher pegal terus mendongak ke atas dan tanpa dukungan kamera handal berlensa khusus untuk pengambilan astrophoto yang memadai, saya masuk lagi ke rumah. Akhirnya, saya pilih menyetting kamera ke mode macro kembali dan menjepret lilin.
[caption id="attachment_180571" align="aligncenter" width="336" caption="Penerang dalam gelap (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_180572" align="aligncenter" width="336" caption="Cahaya dua lilin yang bersinergi (dok.pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="377" caption="Macro Photography from Kampret"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H