"Dalam hal ini, ada dugaan serbuk talek Johnson & Johnson terkontaminasi asbes,"lanjutnya.
Selain itu, Profesor Zubairi, mengutip American Cancer Society, menegaskan bahwa talc sebenarnya dapat menyebabkan kanker jika partikel produk tersebut masuk ke ovarium melalui vagina, rahim, dan saluran tuba.
Penelitian dan Bukti Ilmiah
Johson & Johson mengklaim produk bedaknya tidak menyebabkan kanker dan menunjukkan bahwa bedak mereka telah melewati tes yang ketat dan aman untuk digunakan. Perusahaan mengatakan kompensasi itu dibayarkan untuk mengkompensasi kebangkrutan kedua
perusahaan. Permohonan ini adalah yang kedua sejak ditolak oleh pengadilan AS. Pengajuan kebangkrutan diajukan oleh anak perusahaan J&J, LTL Management.
Namun beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi kaitan antara penggunaan bedak dan risiko kanker, tetapi hasilnya belum konsisten. Seperti Berdasarkan penelusuran database kosmetika BPOM, ditemukan 9 produk bedak bayi PT. Johnson & Johnson adalah salah satu dari 75 produk bedak bayi bersertifikat, namun produk bedak bayi Johnson & Johnson yang disebutkan dalam pesan di atas tidak termasuk dalam Basis Data Pesan Kosmetik.
Mengingat produk bedak bayi Johnson & Johnson yang dilaporkan Badan POM umumnya mengandung talc pada kadar 98%-99,83%. Sesuai Peraturan Direktur BPOM RI No. 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik, Daftar Bahan I Daftar Bahan Yang Diperbolehkan Dalam Kosmetika Dengan Batasan dan Persyaratan Penggunaan, Talk diperbolehkan digunakan dalam kosmetik untuk produk bedak anak dan produk lainnya Ada tidak ada batasan penggunaan maksimum atau persyaratan lain, dan produk bedak yang ditujukan untuk anak-anak mencantumkan peringatan "Jauhkan bedak dari mulut dan hidung anak-anak". Jadi diharapkan Masyarakat tidak perlu khawatir karena produk bedak bayi bersertifikasi Badan POM Johnson & Johnson tidak mengandung bahan-bahan terlarang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk melindungi masyarakat, Badan POM terus memantau kemungkinan maraknya produk yang tidak sesuai standar.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan beberapa lembaga lainnya telah menginvestigasi isu ini dan belum menemukan bukti yang cukup untuk menghubungkan penggunaan bedak dengan kanker.
Kesimpulan:
Kontroversi seputar bedak Johnson & Johnson dan risiko kanker tetap menjadi perdebatan yang kompleks. Meskipun beberapa mengklaim bahwa penggunaan bedak ini menyebabkan kanker, bukti ilmiah tidak cukup kuat untuk mengkonfirmasi kaitan ini. Johnson & Johnson telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan produknya dan menghilangkan bahan-bahan yang menjadi perhatian. Namun, penting bagi orang-orang untuk tetap waspada dan mendiskusikan masalah mereka dengan profesional kesehatan sebelum membuat keputusan tentang produk perawatan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H