Laporan Triwulan III Hasil Survei Harga Properti Residensial atau SHPR memberikan gambaran yang menarik dalam tren harga properti residensial di Indonesia. Data yang baru dirilis menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam nilai properti, mencerminkan dinamika pasar yang terus berubah.
Peningkatan ini tidak hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi dalam sektor properti, tetapi juga menciptakan landasan yang sangat penting bagi para pelaku pasar untuk dapat memahami kondisi aktual sekaligus bersiap dengan tindakan antisipasi terhadap potensi perkembangan di masa mendatang.
Aspek Penilaian Survei SHPR
Hasil Survei Harga Properti Residensial atau SHPR dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada triwulan ketiga terhadap perkembangan nilai jual properti residensial dalam pasar primer. Dalam hasil survei tersebut, setidaknya ada tiga aspek yang dinilai, yaitu:
1. Indeks harga
Secara persentase, Indeks Harga Properti Residensial atau IHPR pada triwulan ketiga tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan sebanyak 1,96% (year over year - yoy). Angka ini lebih besar dari nilai pertumbuhan yang tercatat pada triwulan sebelumnya, yaitu 1,92% (yoy).
Peningkatan IHPR ini didukung oleh pertumbuhan harga hunian untuk tipe yang lebih besar, sedangkan pertumbuhan harga hunian pada rumah yang lebih kecil dan menengah cenderung hampir sama dengan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan hasil perhitungan setiap tiga bulan, nilai jual properti hunian primer di triwulan ketiga tahun 2023 sedikit lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya. Nilai jual properti perumahan yang tetap stabil ini terutama karena naiknya harga jual perumahan untuk tipe besar dan menengah.
Sementara itu, nilai jual untuk rumah tipe kecil justru mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meski tidak terlalu signifikan.
2. Penjualan
Nilai jual properti perumahan pada pasar primer di triwulan ketiga tahun 2023 secara umum belum menunjukkan peningkatan yang signifikan alias belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2022.
Ini dapat terlihat dari angka penjualan properti perumahan yang masih berada pada angka 6,59% (yoy), meski bisa dikatakan lebih baik dari angka pada triwulan sebelumnya sebesar 12,30% (yoy).
Pelemahan nilai jual properti di triwulan ketiga tahun 2023 ini terlihat untuk semua tipe rumah, baik rumah tipe kecil, menengah, maupun hunian yang lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti birokrasi atau perizinan yang terkendala, besar kecilnya suku bunga KPR, aspek pajak, dan besar uang muka yang cukup tinggi saat pengajuan kredit KPR.
Sementara itu, angka jual hunian primer pada triwulan ketiga tahun 2023 cenderung stabil dengan pertumbuhan sedikit lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya. Stabilitas ini terutama karena didukung oleh nilai jual rumah kelas menengah yang mengalami peningkatan.