Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Penerbitan SRBI untuk Stabilisasi Rupiah

19 Desember 2023   14:00 Diperbarui: 19 Desember 2023   14:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Mata uang dolar AS terus menguat terhadap berbagai mata uang global termasuk rupiah. Oleh sebab itu, dalam rangka mendukung pengembangan pasar uang dan pasar valuta asing sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia menerbitkan instrumen operasi moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk penyerapan likuiditas rupiah.

Skema SBI

SRBI adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam mata uang rupiah. Instrumen ini merupakan pengakuan utang berjangka waktu pendek yang menggunakan underlying asset, alias aset yang dapat diperdagangkan, yakni Surat Berharga (SBN) kepunyaan Bank Indonesia. SRBI diharapkan dapat memikat dan mendorong masuknya aliran portofolio asing dikarenakan SBN milik BI sendiri.

Dengan demikian SRBI menjadi instrumen moneter untuk mengelola likuiditas. Selain itu, SRBI juga diharapkan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah karena dapat dimiliki dan ditransaksikan di pasar sekunder. Adapun implementasi SRBI adalah pada pertengahan September 2023 dan diterbitkan dengan opsi tenor 6, 9, dan 12 bulan.

Hanya bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka di pasar perdana yang dapat membeli SRBI. Namun, SRBI dapat ditransaksikan atau dipindahtangankan di pasar sekunder. Adapun lembaga keuangan non-bank maupun penduduk baru dapat memperoleh instrumen ini lewat bank-bank yang berada di pasar sekunder.

Di pasar perdana sendiri Bank Indonesia menggunakan sistem Bank Indonesia-Electronic Trading Platform (BI-ETP) sebagai tempat pengumuman dan penyelenggaraan lelang SRBI. Begitu proses pengajuan penawaran sudah dilakukan dan ditetapkan pemenangnya oleh Bank Indonesia, maka proses settlement dan dan surat berharga dilakukan melalui Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Tembus 4 Kali Lipat

Antusiasme pasar terhadap instrumen ini sangat baik sebagaimana yang terlihat dari oversubscribed sebanyak dua kali pada lelang SRBI. Adapun permintaan SRBI pada lelang yang awalnya ditarget Rp7 triliun justru laris manis mencapai Rp29,9 triliun atau sekitar 4,25 kali lebih ramai. Sementara itu pada lelang kedua yang ditargetkan Rp5 triliun justru mendapat penawaran lebih dari 3 kali lebih tinggi, yakni mencapai Rp15,6 triliun.

Harga atau imbal hasil yang ditawarkan tiap bank pun berbeda-beda. Namun, apabila likuiditas sudah memadai, harga tawaran SRBI akan cenderung konvergen. Tentunya perbedaan ini pun cenderung tipis. Adapun imbal hasil SRBI tidak jauh berbeda dengan Reverse Repo Surat Berharga Negara (RR SBN) sesuai tenor.

Keunggulan SRBI

SRBI dikeluarkan dengan berbagai keunggulan dibandingkan produk-produk serupa lainnya. Dibandingkan RR SBN misalnya, SRBI lebih kompetitif dan lebih mudah untuk dipindahtangankan.

Sementara itu jika dibandingkan dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sudah lebih dulu diterbitkan, keduanya cenderung mirip. Hanya saja, RSBI menggunakan SBN sebagai underlying. Selain itu, selisih imbal hasil keduanya jika tidak jauh berbeda dengan menggunakan pendekatan diskonto.

Adapun beberapa karakter lain dari SRBI adalah sebagai berikut:

  • mempunyai satuan unit sebesar Rp1 juta.
  • mempunyai jangka waktu paling singkat 1 minggu dan paling lama 12 bulan.
  • diterbitkan tanpa warkat dan ditatausahakan di BI-SSSS.
  • dapat dimiliki oleh penduduk maupun bukan penduduk di pasar sekunder.
  • dapat dipindahtangankan di pasar sekunder lewat penjualan putus, repurchase agreement, dan beberapa cara lainnya.

SRBI merupakan salah satu langkah yang dibuat Bank Indonesia sebagai penguat kebijakan suku bunga acuan yang pro-market dengan tujuan untuk mendorong pendalaman pasar uang. Tindakan mendorong ini dinilai krusial dilakukan karena beberapa instrumen di pasar uang terus menurun terutama instrumen yang sifatnya tradeable.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun