Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Modal RI Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global

6 Desember 2023   22:25 Diperbarui: 6 Desember 2023   22:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika perekonomian global sepanjang tahun 2023 mengalami perubahan yang sangat cepat. Konflik sejumlah negara yang kian memanas pun memberi dampak signifikan---cenderung buruk, yaitu pelemahan ekonomi global.

Mengutip Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (13/11/2023), ada beberapa ciri melemahnya ekonomi global. Pertama, pertumbuhan ekonomi global yang hanya sebesar 2,9 persen pada 2023 (dari perkiraan 3,5 persen pada tahun lalu).

Kedua, laju inflasi masih terpantau tinggi, membuat suku bunga di negara-negara maju menjadi makin tinggi. Bagaimana dengan Indonesia, bisakah tetap berdiri tangguh di tengah gempuran ketidakpastian ekonomi global?

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan stress test pada Oktober 2023 terkait kondisi dan perkembangan sektor keuangan saat ini. Apa tujuannya dan bagaimana hasilnya?

Stress Test KSSK IV Tahun 2023

Melalui rapat berkala, KSSK melakukan beberapa pengujian kekuatan sistem keuangan Indonesia dalam menghadapi bermacam-macam skenario ekstrem, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian dunia. Pengujian melibatkan sejumlah variabel, seperti perubahan suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan gejolak pasar global.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pertumbuhan risiko global di tahun-tahun mendatang, mencakup rambatan perekonomian di sektor keuangan dalam negeri. Jadi, berbagai dampak buruk kebijakan moneter dan fiskal, terutama yang dipicu negara adidaya seperti Amerika Serikat, bisa diminimalkan.

Hasil rapat yang digelar pada Senin, 30/10/2023 tersebut bisa menunjukkan sejauh mana ketahanan sektor keuangan Indonesia. Selain itu juga dapat dijadikan acuan dalam identifikasi potensi risiko serta penentuan langkah-langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas sistem keuangan.

Tes tekanan KSSK IV tahun 2023 ini menunjukkan hasil bahwa keuangan Indonesia ternyata punya 'modal' berupa bantalan solid dalam menghadapi bermacam-macam risiko tekanan.

Bantalan Sektor Keuangan RI terhadap Ketidakpastian Perekonomian Global

Pertama, permodalan perbankan kuat, yang ditunjukkan oleh indikator capital adequacy ratio (CAR) di atas 25%. Rasio CAR tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melindungi diri dari potensi kerugian. Artinya, perbankan punya cadangan modal cukup untuk menanggulangi ketidakpastian pasar keuangan dan segala risikonya.

Kedua, likuiditas lebih dari cukup, bisa dilihat dari rasio alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) yang mencapai kisaran 26%. Ini berarti bank mampu menyediakan dana tunai untuk menjaga likuiditasnya.

Selain itu, ada insentif likuiditas sebesar Rp20 triliun dari BI, yang merupakan bagian alokasi total Rp50 triliun yang diberikan pada bank-bank penyalur kredit.

BI juga melakukan peningkatan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) hingga Rp81 triliun. Tujuannya, untuk memastikan ketersediaan likuiditas memadai di pasar dan sebagai dukungan ekstra terhadap stabilitas sistem ekonomi.

Ketiga, rendahnya rasio kredit bermasalah. Artinya, hanya sebagian kecil dari total portofolio kredit yang mengalami default atau keterlambatan pembayaran. Ini merupakan cerminan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit serta tingkat efektivitas manajemen risiko kredit.

Keempat, cukupnya cadangan kerugian bila terjadi penurunan nilai perbankan. Cadangan di sini adalah setoran dana yang dialokasikan untuk menutupi potensi kerugian akibat menurunnya nilai aset, terutama dalam portofolio kredit.

Dengan demikian, perbankan bisa menjadi lebih responsif menghadapi risiko penurunan nilai aset. Tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kestabilan sektor keuangan, tetapi juga melindungi kepentingan nasabah dan para stakeholders.

Cadangan kerugian memadai, bila dikombinasikan dengan rasio kredit bermasalah yang rendah, akan menciptakan landasan kokoh untuk ketangguhan sektor perbankan di Indonesia.

Secara keseluruhan, berdasarkan stress test yang digelar KSSK, BI, dan OJK, sektor keuangan Indonesia cukup aman---tangguh dan kokoh di tengah suasana ekonomi global yang tak menentu.

Modal perbankan kuat, likuiditas lebih dari cukup, rasio kredit default rendah, serta cadangan kerugian memadai, menciptakan bantalan solid yang bisa dijadikan panduan dalam menjaga stabilitas keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun