Bukan rahasia lagi jika ketergantungan yang berlebihan terhadap dolar Amerika Serikat bisa membuat rupiah rentan mengalami fluktuasi mata uang global. Untuk mengurangi ketergantungan ini, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah. Salah satunya adalah kebijakan LCS (Local Currency Statement) yang sudah diberlakukan sejak tahun 2018 lalu.
Implementasi LCS oleh bank-bank besar seperti Bank Mandiri dan Bank Central Asia dinilai berhasil mengurangi pengaruh Dolar Amerika Serikat terhadap transaksi perdagangan. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyoroti peningkatan volume perdagangan dan transaksi dengan penerapan LCS, serta berharap optimalisasi kebijakan ini terus dilakukan oleh bank sentral dan mitra negara.
Dalam KTT Asean ke-42 yang berlangsung di Labuan Bajo pada 10-11 Mei 2023 lalu, negara-negara ASEAN mengamini langkah dedolarisasi ini lewat RPC (Regional Payment Connectity). Apa itu RPC dan bagaimana dampak reduksi penggunaan dolar di kawasan ASEAN?
Apa Itu RPC?Â
Regional Payment Connectivity adalah konsep integrasi sistem pembayaran antarnegara di suatu wilayah. Ini melibatkan pengembangan infrastruktur teknologi keuangan dan harmonisasi regulasi untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan lintas batas.
Tujuannya adalah memfasilitasi perdagangan internasional, memperkuat kerja sama ekonomi regional, dan mengurangi hambatan transaksi keuangan. Dengan meningkatkan konektivitas pembayaran, Regional Payment Connectivity dapat memberikan manfaat stabilisasi nilai tukar, pertumbuhan perdagangan, dan kemandirian ekonomi di tingkat regional.
Implementasi RPC di kawasan ASEAN secara umum dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat dengan cara:
- Penyelesaian Transaksi dalam Mata Uang Lokal. RPC memungkinkan penyelesaian transaksi antarnegara dalam mata uang lokal, mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat. Hal ini memfasilitasi perdagangan intra-ASEAN tanpa perlu mengonversi ke dolar Amerika Serikat.
- Penggunaan Mata Uang Regional. RPC dapat mendorong penggunaan mata uang regional. Dengan meningkatkan pertukaran mata uang regional, negara-negara ASEAN dapat mengurangi kebutuhan untuk menggunakan dolar Amerika Serikat dalam transaksi.
- Pengembangan Sistem Pembayaran Regional. Implementasi RPC melibatkan pengembangan sistem pembayaran regional yang efisien. Dengan adanya infrastruktur yang kuat, entitas bisnis dan pemerintahan di ASEAN dapat dengan mudah melakukan transaksi dalam mata uang regional tanpa perlu melibatkan dolar Amerika Serikat.
Bagaimana Reduksi Penggunaan Dolar Berdampak pada Kawasan ASEAN?
Lantas, bagaimana dampak reduksi penggunaan dolar Amerika Serikat terhadap perekonomian di kawasan ASEAN?
- Kemandirian Ekonomi. Mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat dapat meningkatkan kemandirian ekonomi ASEAN. Negara-negara anggota dapat mengendalikan kebijakan moneter dan nilai tukar mereka sendiri, mengurangi risiko eksternal.
- Stabilitas Nilai Tukar Regional. Penggunaan mata uang regional dalam transaksi dapat meningkatkan stabilitas nilai tukar di kawasan. Hal ini dapat mengurangi volatilitas mata uang dan memberikan kepastian bagi pelaku bisnis.
- Peningkatan Perdagangan Intra-ASEAN. Reduksi penggunaan dolar Amerika Serikat dapat memudahkan perdagangan antarnegara ASEAN. Dengan menggunakan mata uang regional, biaya konversi dan risiko fluktuasi nilai tukar dapat berkurang, mendorong pertumbuhan perdagangan intra-ASEAN.
- Pengembangan Keuangan Regional. Dengan adanya mata uang regional yang lebih dominan, kawasan ASEAN dapat mengembangkan infrastruktur keuangan regional. Ini termasuk sistem pembayaran, perbankan, dan instrumen keuangan lainnya yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Penguatan Integrasi Ekonomi. Reduksi penggunaan dolar Amerika Serikat dapat menjadi salah satu langkah menuju integrasi ekonomi yang lebih kuat di ASEAN. Dengan menggunakan mata uang regional, kawasan dapat lebih terintegrasi dalam hal kebijakan ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat adalah langkah penting bagi ASEAN. Implementasi LCS dan RPC memperlihatkan kemajuan signifikan, mengubah paradigma transaksi perdagangan.
Dengan memfasilitasi perdagangan intra-ASEAN dalam mata uang lokal, kita mengalami kemandirian ekonomi, stabilitas nilai tukar, dan pertumbuhan perdagangan yang lebih baik. Pengembangan keuangan regional dan penguatan integrasi ekonomi makin memperkuat posisi ASEAN.