Program-program unggulan GNPIP Jatim yang baru ini mengusung semangat Majapahit dan ditujukan untuk membangun kedaulatan pangan yang akan berdampak pada kedaulatan bangsa dan negara. Program pertama adalah Digitalisasi dan Inovasi Budidaya Pertanian (Digdaya), yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan teknologi pertanian terkini. Program kedua adalah Amankan Distribusi Pangan Strategis (Amukti), yang bertujuan untuk memastikan distribusi pangan yang efisien dan lancar di wilayah Jawa Timur. Sedangkan program ketiga adalah Pembiayaan Inklusif Pelaku Usaha Pangan (Palapa), yang bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan yang lebih luas bagi pelaku usaha di sektor pangan, terutama para petani.
     Implementasi ketiga program GNPIP Jatim ini akan melibatkan sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), dan Tim Percepatan Pengembangan Digitalisasi Daerah (TP2DD), serta kolaborasi dengan BUMN Pangan, BUMD, dan BUMDes. Melalui kolaborasi ini, diharapkan terbentuk ekosistem yang mendukung efisiensi rantai pasok pangan strategis melalui digitalisasi.
     Pasca-Idul Adha, Gubernur Jawa Timur menggarisbawahi pentingnya membangun ketahanan pangan secara berkelanjutan melalui inovasi budidaya dan digitalisasi pertanian guna meningkatkan produktivitas pangan. Selain itu, efisiensi distribusi pangan dan adopsi teknologi juga menjadi fokus dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Gubernur Jatim juga menyoroti keberhasilan GNPIP sejak diluncurkan pada tahun 2022, serta pentingnya menjaga pasokan komoditas pangan yang persisten menyumbang inflasi di Jawa Timur, seperti ayam ras, telur ayam ras, cabai, bawang merah, daging sapi, dan minyak goreng. Upaya pengendalian inflasi dan menjaga pasokan pangan menjadi prioritas dalam perjalanan GNPIP Jatim pasca-Idul Adha.
     Selanjutnya, GNPIP Jatim akan melanjutkan program-program unggulan dengan semangat baru setelah perayaan Idul Adha. Program digital  farming pada klaster padi, cabai, dan bawang akan terus ditingkatkan, termasuk budidaya cabai dan bawang di 100 Green House. Pemanfaatan pupuk organik dan agen hayati juga akan menjadi fokus dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian. Selain itu, program mekanisasi pertanian di 100 Poktan akan terus didukung dengan bantuan alat dan pupuk pertanian yang diperlukan. Sementara itu, replikasi Infratani di pesantren anggota Hebitren Jatim akan terus diperluas untuk memperluas jangkauan dan dampak program tersebut.
     Dalam hal distribusi, GNPIP Jatim akan mendorong kelancaran melalui program Sembako Murah Bersama QRIS serta terus mengembangkan digitalisasi rantai pasok pangan dan fasilitasi distribusi. Perluasan kerjasama antar daerah juga akan menjadi prioritas, baik dalam konteks perdagangan antarprovinsi maupun antar kabupaten/kota di Jawa Timur, terutama untuk komoditas seperti beras, jagung, telur ayam, dan daging ayam ras. Pembiayaan juga akan terus diperluas melalui program-program yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dengan subsidi bunga pinjaman, seperti Program Kredit Sejahtera (Prokesra) dan Program Kredit Pertanian Jatim.
     Seluruh upaya ini dilakukan dengan melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, perwakilan legislatif, dan mitra strategis lainnya. Dengan sinergi antara TPID, TPAKD, TP2DD, serta kerjasama antara BUMN Pangan, BUMD, dan BUMDes, diharapkan GNPIP Jatim dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengendalikan inflasi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di Jawa Timur pasca-Idul Adha.
     Dalam menghadapi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), masyarakat dapat melakukan beberapa langkah untuk turut berkontribusi dalam pengendalian inflasi dan peningkatan ketahanan pangan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Mengadopsi gaya hidup sehat dan berkelanjutan
Masyarakat dapat mulai dengan memperhatikan pola makan sehat dan bergizi. Konsumsi makanan yang seimbang, termasuk buah, sayuran, dan sumber protein nabati, dapat membantu mengurangi permintaan terhadap produk pangan tertentu yang mungkin mengalami kenaikan harga. Selain itu, mendukung usaha pertanian lokal dan membeli produk-produk lokal juga dapat membantu mendorong kemandirian pangan di wilayah tersebut.
- Meningkatkan kesadaran akan inflasi pangan
Masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan informasi terkait inflasi pangan, harga-harga komoditas pangan, dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam pengendalian inflasi. Dengan pemahaman yang baik tentang situasi ini, masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat, seperti melakukan perencanaan keuangan yang bijaksana dan mengelola pengeluaran secara efisien.
- Mempraktikkan pola konsumsi yang bijaksana
Masyarakat dapat mempertimbangkan untuk mengurangi konsumsi produk pangan yang harganya cenderung naik, serta menggantinya dengan alternatif yang lebih terjangkau. Misalnya, beralih ke protein nabati sebagai pengganti protein hewani yang harganya tinggi, atau memanfaatkan produk lokal yang lebih ekonomis daripada impor.
- Mengikuti program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
Pemerintah daerah biasanya menyelenggarakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian inflasi dan peningkatan ketahanan pangan. Masyarakat dapat aktif mengikuti program-program tersebut, seperti program edukasi mengenai pengelolaan keuangan, pelatihan pertanian, atau program pembiayaan bagi pelaku usaha pangan. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan peluang yang disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menghadapi GNPIP.
- Melakukan praktik berkelanjutan di rumah
Masyarakat juga dapat melakukan praktik berkelanjutan di rumah, seperti mengurangi pemborosan makanan, mengelola sampah organik dengan baik, dan memanfaatkan lahan pekarangan untuk berkebun. Dengan cara ini, masyarakat dapat berperan dalam mengurangi kebergantungan terhadap pasokan pangan dari luar dan membangun ketahanan pangan keluarga.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan memberikan kontribusi dalam pengendalian inflasi serta peningkatan ketahanan pangan secara keseluruhan.
     Peran dalam penyelenggaraan GNPIP juga tidak hanya dari perspektif regulator, swasta, dan masyarakat. Aspek produsen juga harus mendapatkan perhatian khusus agar program ini dapat berjalan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan oleh produsen:
- Meningkatkan efisiensi produksi
Produsen perlu terus meningkatkan efisiensi dalam proses produksi mereka. Ini termasuk penggunaan teknologi yang lebih baik, pemilihan bahan baku yang efisien, dan peningkatan manajemen rantai pasok. Dengan meningkatkan efisiensi produksi, produsen dapat mengurangi biaya produksi dan menghindari kenaikan harga yang berlebihan.
- Mengoptimalkan rantai pasok
Produsen perlu bekerja sama dengan mitra bisnis mereka dalam rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi distribusi dan mengurangi kerugian dalam perjalanan. Kolaborasi yang baik antara produsen, distributor, dan pengecer akan membantu memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan harga yang terkendali.
- Berinovasi dalam proses produksi
Produsen perlu terus berinovasi dalam proses produksi mereka untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Penggunaan teknologi modern, seperti automasi, penggunaan energi terbarukan, dan metode pertanian berkelanjutan dapat membantu mengoptimalkan produksi dan mengurangi biaya produksi jangka panjang.
- Diversifikasi produk
Produsen dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi produk mereka, baik dalam hal jenis produk maupun segmen pasar yang dituju. Dengan memiliki berbagai produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar, produsen dapat mengurangi risiko terkait dengan fluktuasi harga komoditas tertentu.
- Berpartisipasi dalam program pemerintah
Produsen dapat aktif berpartisipasi dalam program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka GNPIP. Hal ini dapat mencakup program pembiayaan, pelatihan, dan bantuan teknis yang ditujukan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pengendalian harga pangan. Dengan memanfaatkan program-program ini, produsen dapat memperoleh manfaat tambahan dalam pengelolaan usaha mereka.
- Beradaptasi dengan perubahan iklim
Perubahan iklim dapat berdampak pada produksi pangan, seperti cuaca yang tidak stabil dan musim kemarau yang panjang. Produsen perlu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim ini dengan menggunakan metode pertanian yang ramah lingkungan, melakukan diversifikasi tanaman, dan mengelola risiko yang terkait dengan kondisi iklim yang tidak stabil.