Terpilihnya Indonesia sebagai Ketua ASEAN (ASEAN Chairmanship) tahun 2023 menandai langkah awal Indonesia untuk mengintegrasikan Politik-Keamanan ASEAN, Masyarakat-Ekonomi ASEAN, dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Dengan mengusung tema "ASEAN Matters : Epicentrum of Growth", Indonesia dapat menjadi episentrum atau pusat dari peredaran ekonomi ASEAN.
Sebagai gambaran, Indonesia pantas menjadi pusat perekonomian ASEAN karena 40,9% penduduk ASEAN berada di Indonesia. Sedangkan Gross Domestic Bruto (GDP) Indonesia berkontribusi sebesar 35% dari GDP total seluruh negara-negara ASEAN.
Peran ASEAN di kancah dunia juga cukup signifikan, dengan GDP Total sebesar $ 3,3 Triliun, kekuatan ekonomi ASEAN menjadi yang terbesar ke 7 di Dunia dan ke 3 di Benua Asia.
Hal ini dikarenakan jumlah penduduk ASEAN sebesar 662 Juta penduduk merupakan pasar ke 3 terbesar di dunia setelah Cina dan India. Dengan pasar (market) sebesaar itu, perputaran ekonomi ASEAN dapat menjadi perhatian dan mempengaruhi ekonomi regional lainnya.
Sebagai gambaran, GDP Total Benua Eropa (Euro Zone) sebesar $ 15 triliun untuk 27 negara anggota dibandingkan ASEAN sebesar $ 3,3 Triliun untuk 10 negara anggota.
Indonesia sebagai negara terbesar dan terkemuka di kawasan Asia Tenggara, memainkan peran yang penting dalam pembentukan dan pengembangan ASEAN.
Sejak membentuk organisasi ini pada tahun 1967, Indonesia telah berperan aktif dalam membantu mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan ini. Salah satu peran utama Indonesia di ASEAN adalah sebagai mediator dalam penyelesaian konflik antarnegara anggota seperti mediasi antara Malaysia dan Thailand dalam perselisihan konflik Patani.
Tidak hanya itu, Indonesia berkontribusi dalam penyelesaian konflik Myanmar dan Kamboja.
Indonesia berperan penting dalam mengatasi isu-isu keamanan di kawasan ASEAN. Sebagai salah satu negara yang paling terpengaruh oleh ancaman terorisme, Indonesia telah bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, Indonesia juga memainkan peran penting dalam peningkatan kapasitas keamanan maritim di kawasan ASEAN melalui inisiatif seperti Trilateral Cooperative Agreement (TCA) antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.