Mohon tunggu...
Hesti Arlinda
Hesti Arlinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Fawatih Al-Suwar dalam Prespektif Ulama'

12 Oktober 2024   18:12 Diperbarui: 12 Oktober 2024   19:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Fawatih Al- Suwar

Dari segi bahasa, fawatih Al-Suwar terdiri dari dua kata, yaitu kata jamak dari yang berarti permulaan, pembukaan, dan atau pendahuluan.  Dan kata jamak berarti yang dari surat atau kumpulan surat, maksudnya adalah kumpulan dari sejumlah ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan sudah ditentukan jumlahnya. Jadi yang dimaksud dengan fawatih Al-Suwar adalah pembuka-pembuka surat, dikarenakan posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks suatu surat.

Pendapat Para Ulama terhadap Fawatih Al-Suwar 

Sepanjang sejarah, para ulama telah berusaha untuk memahami dan menyelami rahasia-rahasia yang terkandung dalam huruf-huruf penggalan (huruf muqaththa'ah) Atau (Fawatih Al-Suwar) tersebut. Dari usaha-usaha yang telah dilakukan itu, setidaknya terdapat dua kubu ulama dengan sudut pandang yang berbeda, yaitu:

 1. Penafsiran yang memandang huruf-huruf tersebut termasuk ke dalam kategori ayat-ayat mutasyabihat yang maknanya hanya diketahui oleh Allah Swt semata. Kelompok yang disebutkan pertama ini, lebih banyak dianut oleh ulama salafi, menghadapi permasalahan demikian, mereka lebih bersikap hati-hati. Kelompok ini dianggap sebagai kelompok yang tidak memiliki solusi yang jelas dan bahkan tidak mengajukan solusi apapun mengenai makna Fawatih Al-Suwar ini. Hal ini disebabkan karena mereka berpendapat bahwa huruf-huruf yang mengawali surat AlQur'an itu sudah dikehendaki Allah Swt. sejak zaman azaly, dan berfungsi sebagai argumen untuk mematahkan kesanggupan manusia dalam membuat yang semisal dengan AlQur'an.  

Di antara para ulama yang berpendapat demikian adalah Ali bin Abi Thalib, yang mengatakan: "Sesungguhnya setiap Kitab Suci mempunyai keistimewaan (shafwah), dan keistimewaan Kitab Suci ini (Al-Qur'an) adalah hurufhuruf tahajji(hijaiyah)". Juga ucapan Abu Bakar al-Shiddiq: "Setiap Kitab Suci mempunyai rahasia, dan rahasia Kitab Al-Qur'an adalah huruf-huruf yang mengawali surat-surat (awailu al-suwar)". Demikian juga para ahli hadis yang mengetengahkan sebuah riwayat yang datangnya dari Ibn Mas'ud bahwa Khulafa al-Rasyidin berkata: 'Sesungguhnya huruf-huruf ini (fawatih al-suwar) merupakan ilmu yang tertutup dan mengandung rahasia yang hanya diketahui oleh Allah Swt. semata". Pendapat lain dikemukakan oleh Imam Al-Syafi bahwa huruf-huruf awal surat merupakan rahasia AlQur'an. Sehingga banyak para mufassir yang hanya memperkirakan maknanya. Hal ini disebabkan keterbatasan pemahaman dan latar belakang pengetahuan mereka, untuk makna hakiki ayat-ayat itu dikembalikan kepada Allah Swt. Menurut Al-Suyuthi, pembukaan- pembukaan surat (awailu al-suwar) atau huruf-huruf potongan (al-huruf al-muqatta'ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. 

2. Penafsiran yang memandang bahwa huruf-huruf itu sebagai singkatan-singkatan kata atau kalimat tertentu yang mempunyai kemungkinan untuk dita'wilkan maknanya. Kelompok yang disebutkan terakhir ini berpendapat bahwa "huruf-huruf misterius" atau Fawatih Al-Suwar atau huruf-huruf muqaththa'ah yang terdapat dalam Al-Qur'an disamping hanya diketahui ta'wilnya oleh Allah Swt juga dapat diketahui oleh manusia. Mereka memandang bahwa huruf-huruf itu sebagai singkatan-singkatan untuk kata atau kalimat tertentu. Mereka mengajukan solusi yang sangat bervariasi tentang pemaknaan huruf-huruf tersebut. Penafsiran yang berkembang mengenai huruf-huruf ini dapat dilihat pada kitab Al-Burhan fi 'Ulum alQur'an karya Al-Zarkasyi dan Al- Itqan fi 'Ulum al- Qur'an karya AlSuyuthi. Sama halnya dengan pendapat Ibnu Qatadah, Imam Mujahid berpendapat bahwa tidak mungkin Allah Swt. menurunkan sesuatu yang ada di dalam Al-Qur'an kecuali akan memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi hamba-Nya, dan tentu ada sesuatu yang bisa menunjukkan kepada maksud yang dikehendaki-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun