Mohon tunggu...
Hessy Rahma
Hessy Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Lingkungan

Teknik Lingkungan-Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Si Limbah Harum: Mahasiswa KKN Tim II Undip Lakukan Demo Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

9 Agustus 2022   00:48 Diperbarui: 9 Agustus 2022   01:03 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 1. Foto bersama peserta sosialisasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan minyak jelantah). dokpri

Minyak jelantah merupakan salah satu bahan yang selalu ada di setiap rumah tangga. Hampir setiap orang menggunakan minyak goreng untuk memasak dan menghasilkan minyak jelantah. Akan tetapi, belum banyak yang menyadari bahwa membuang minyak jelantah langsung ke badan air atau selokan akan menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan karena minyak jelantah termasuk dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Padahal minyak jelantah berpotensi besar apabila di daur ulang menjadi barang atau produk baru seperti sabun, lilin aroma terapi ataupun biodiesel selain itu juga dapat di jual pada pengepul minyak jelantah ataupun bank sampah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat tentang potensi yang ada pada minyak jelantah sehingga dapat di manfaatkan serta berpotensi menjadi peluang usaha. 

Berdasarkan dari permasalahan yang ada, Hessy Rahma Wati mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro yang merupakan bagian dari KKN Tim II Universitas Diponegoro melakukan pendampingan berupa pencerdasan dan pelatihan kepada ibu-ibu PKK di Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmunkur, Kota Semarang untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi suatu produk yang bernilai jual.

Sasaran edukasi dan demonstrasi ditujukan untuk ibu-ibu PKK yang ada di Kelurahan Gajahmungkur RW IX. Program ini dilaksanakan dengan edukasi mengenai dampak pembuangan minyak jelantah ke sungai dan badan air. Selain pencerdasan mengenai bahaya membuang limbah minyak jelantah secara langsung ke badan air, pada kegiatan ini juga dilakukan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dengan minyak jelantah. 

Para ibu-ibu PKK diperkenankan untuk membantu pembuatan lilin aromaterapi berbahan minyak jelantah agar apa yang disampaikan dapat dipraktikkan langsung sehingga ibu-ibu PKK dapat mecoba sendiri dirumah jikalau ingin menjual produk olahan limbah minyak jelantah tersebut ataupun ingin mengajarkan kepada orang lain.

(Gambar 2. Poster Pembuatan Lilin Aromaterapi dari minyak jelantah). dokpri
(Gambar 2. Poster Pembuatan Lilin Aromaterapi dari minyak jelantah). dokpri

Menurut ibu-ibu PKK yang menghadiri kegiatan, pelaksanaan program ini memberikan pengetahuan dan pemahaman baru tentang pengolahan minyak jelantah yang biasanya hanya dibuang langsung ke badan air ataupun dikumpulkan untuk dijual ternyata dapat dijadikan produk baru yang memiliki nilai jual dan dapat menjadi peluang usaha untuk ibu-ibu PKK. Selama program belangsung, ibu-ibu PKK antusias dalam pelaksanaan pembuatan dan aktif bertanya terkait dengan pembuatan lilin aromaterapi menggunakan minyak jelantah.

(Gambar 3. Demonstrasi pembuatan lilin aroma terapi dengan minyak jelantah). dokpri
(Gambar 3. Demonstrasi pembuatan lilin aroma terapi dengan minyak jelantah). dokpri

Pencerdasan dan demonstrasi pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif daur ulang minyak jelantah dan menjadi peluang usaha baru bagi ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Gajahmungkur. Bahan baku yang mudah didapat dan selalu tersedia ini dapat menjadi motivasi untuk ibu-ibu PKK dalam memulai bisnis dengan pemanfaatan limbah dari rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun