DIALOG-KRITIAS
..
“Setelah 9000 tahun berlalunya perang antara mereka yang bermukim di luar pilar Herkules dan yang berdiam di dalamnya, maka kemajuan sejarahlah yang akan membuka segalanya dan berbagai bangsa barbar dan Hellenes lambat laun akan terlihat pada tempatnya masing-masing. Tetapi saya wajib menjelaskan untuk pertama kalinya ke pada semua warga Athena, dan musuh-musuh mereka yang berjuang dengan mereka, dan masing-masing pemerintah dan kekuasaan dari dua kerajaan. Mari kita beri hak lebih tinggi kepada Athena.”
..
Isi dari pada dialog Kritias adalah rincian tentang keadaan kedua negeri yang berseteru, Athena dan Atlantis. Di sini Kritias mengulang beberapa kalimat dari dialog Timaeus sebagai pengantar cerita (seperti kutipan di atas), dan agar tidak lupa, ia menyebut nama Mnemosyne (dewi daya-ingat), sementara Hermokrates yang mendengar kisah peperangan Athena dan Atlantis, lalu memuji-muji Apollo (matahari) atas keunggulan peradaban Yunani dahulu. Selanjutnya Kritias menceritakan awal terciptanya bumi dan isinya, di mana para dewa telah membagi-bagikan seluruh bumi untuk mereka sendiri sesuai jatahnya masing-masing.
..
“Tidak ada perselisihan, semua dewa berbagi secara adil sesuai dengan yang mereka inginkan, membangun rakyat dan memelihara manusia, menuntun dan mengatur seperti gembala atau para pelaut yang menyetir dari buritan kapal.”
..
Kemudian Kritias merinci jaman keemasan Yunani purba di mana dewa-dewa yang berbeda bermunculan di berbagai tempat sesuai tradisi masing-masing. Yunani pada saat itu merupakan negara besar yang mempunyai wilayah yang sangat luas. Karena kecintaan mereka akan filsafat dan seni, mereka membangun kuil dan candi yang megah yang di persembahkan untuk Athena dan Hephaestus. Keduanya di gambarkan ‘dapat menyesuaikan diri dengan baik dan di perlakukan secara umum di seluruh negeri.’ Meski begitu, tindakan dan kepahlawanan Athena maupun Hephaestus telah hilang karena awalnya, orang-orang pegunungan yang selamat dari bencana terdahulu, kurang menghargai seni menulis dan sejarah sehingga tidak ada catatan sejarah yang bisa di wariskan selain nama-nama mereka.
..
Pria dan wanita Yunani di gambarkan mempunyai hak yang sama demi kemajuan bangsa Attika (Yunani selatan). Pemimpin-pemimpin dan pahlawan-pahlawan Yunani saat itu adalah Cecrops, Erechtheus, Erichthonius, dan Erysichthon, yang hidup sebelum masa Theseus, dan nama mereka telah menjadi tradisi dan di pakai lagi di kemudian hari. Tetapi kisah dan teladan dewa-dewa telah hilang di karenakan banyaknya bencana yang terjadi selama 9000 tahun terakhir. Di mana Yunani di gambarkan sebagai “..tulang belulang yang berserakan, seperti pada kasus di pulau-pulau kecil, semua bagian yang subur dari tanah itu telah surut menghilang…”
..
“Namun, sebelum saya mulai, saya harus menjelaskan sesuatu, mungkin kamu akan terkejut jika mendengar nama-nama Hellenik yang di berikan kepada orang asing. Aku akan beritahu alasannya: Karena Solon mempunyai rencana ingin menggunakan kisah ini dalam puisinya, dia telah menemukan cara mengartikan nama-nama itu, bahwa para leluhur Mesir telah menterjemahkannya ke dalam bahasa mereka, dan Solon berhasil menyalin sebagian nama dalam bahasa kita.”
..