Pada tulisan Daily Parenting yang pertama, telah dijelaskan bahwa ketika sebuah keluarga tidak mengarahkan dirinya dengan sengaja, maka sangat berpotensi bahwa keluarga tersebut dikendalikan oleh pengaruh ekosistem luar. Akhirnya pengaruh luar tersebut dapat menyerang ideologi masing-masing anggota keluarga, sehingga, pada akhirnya masing-masing memiliki tujuan gerak dan langkah sendiri yang berbeda-beda. Istri menempuh jalan yang berbeda dengan suami. Anak menempuh jalan yang berbeda dengan orang tuanya.
Maka, memiliki kurikulum pengasuhan adalah penting. Sebuah kurikulum biasanya berisi rencana dan pengaturan yang berisi tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran. Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pada konteks keluarga, pendidikan seringkali dimasukkan dalam payung pengasuhan. Kurikulum, dalam konteks ini menjadi penting, untuk memberikan arah dan panduan jalan. Kurikulum hadir untuk memastikan proses pengasuhan dalam keluarga memiliki arah dan tujuan, memiliki sub-sub bagian yang akan menunjang pencapaian keseluruhan agenda yang ditargetkan.
Lalu, kemanakah arah kurikulum pengasuhan seharusnya? Tentu pertanyaan ini bisa dijawab dari beragam perspektif. Nah, pada rangkaian tulisan ini, penulis akan mengupasnya dari perspektif fitrah, yang salah satunya terinspirasi dari karya besar Prof Moh. Yassien berjudul Fitrah, the Islamic Concept of Human Nature. Sumber literatur lainnya adalah konsep Fitrah Based Education karya Hary Santosa. Maknanya, setiap manusia lahir dengan fitrah bawaan yang sudah terinstal pada setiap jiwa. Maknanya, pada setiap jiwa sudah terinstal fitrah yang akan memandunya untuk memahami maksud penciptaan (the purpose of life) dan tujuan penciptaan (the mission of life).
Sebagaimana secara universal sudah diketahui bahwa maksud penciptaan manusia adalah hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja, maka sejatinya seluruh tujuan pendidikan secara global dan pengasuhan dalam konteks keluarga harus sejalan dengan maksud penciptaan manusia. Ketika dipahami bahwa maksud penciptaan manusia adalah untuk berbadah kepada Sang Khalik, maka inti utama dari pengasuhan tentunya adalah untuk memberikan pemahaman dan penghayatan mendalam kepada anak-anak, yaitu bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan di muka bumi, sejatinya adalah untuk mendukung agar setiap jiwa mampu beribadah dengan baik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Proses pembelajaran, pendidikan dalam payung pengasuhan ditujukan agar anak mampu mengenal Penciptanya  dan berkhidmat hanya kepada-Nya. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H