Mohon tunggu...
Hery Wibowo
Hery Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - Layanan Pendidikan Keluarga

Belajar bersama membangun keberfungsian paripurna

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Daily Parenting: Membangun Kurikulum Pengasuhan

7 Januari 2025   08:17 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya hidup sukses, bahagia, berakhlak baik, berbudi pekerja luhur, berintegritas dan rajin beribadah. Namun seberapa persenkah yang mengetahui strategi dan caranya secara yakin? Berapa persen yang menyusun kurikulum khusus untuk mengejar hal tersebut? Berapa persen yang melakukan evalusi harian, bulanan dan tahunan, untuk melihat tingkat ketercapaiannya?

Nah, maka berharap saja tidak cukup. Sungguh, berharap saja tidak cukup. Berdoa? Memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala jelas wajib. Namun ikhtiar dan melakukan yang terbaik, hari ke hari, inilah yang perlu dilakukan. Perlu ada kerangka kerja yang memandu orang tua setiap pekan, bulan dan tahunnya, untuk memastikan perkembangan yang baik dari putra-putrinya.

Satu quotes abadi berbunyi "Jika kita tidak dengan sengaja menanami taman dengan tanaman yang kita inginkan, maka pasti yang tumbuh adalah rumput/tanaman liar yang kita tidak inginkan". Maka, sungguh setiap orang tua secara khusus, dan anggota keluarga lainnya secara umum perlu waspada dan berhati-hati. Karena dinamika pengasuhan anak adalah seperti organisme hidup. Keluarga adalah ekosistem hidup, dengan sejumlah lapisannya. Dimulai dari lapisan inti (nuclear family), lalu lapisan yang lebih besar (extended family) serta yang jauh lebih besar lagi (social environment & social structure). Intinya, setiap level lapisan ekosistem disekitar keluarga, bisa memberikan pengaruh kepada setiap anggota keluarga. Memberikan pengaruh terhadap arah, gerak dan langkah. Memberikan pengaruh terhadap cara berpikir, cara memandang dunia, cara memandang kebahagiaan, cara mempersepsi kesuksesan dan lain-lain. Artinya, karena setiap anggota keluarga adalah organisme hidup, maka pengaruh yang kuat ini dapat membuat tarikan kuat ke segala arah. 

Jika kepala keluarga tidak memegang komando kendali, maka setiap anggotanya, dapat mendayung perahu ke arah yang berbeda-beda. Maka, sejatinya, proses parenting dimulai dari pemahaman mendasar tentang maksud penciptaan (the purpose of life) dan tujuan penciptaan/misi kehidupan (the mission of life). Sehingga, seluruh arah gerak pendidikan, dan pengasuhan dalam keluarga, perlu berbasis pada tujuan penciptaan manusia, yaitu dari mana manusia berasal dan kemana manusia akan kembali? (Bersambung)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun