Mohon tunggu...
Heri Suprapto
Heri Suprapto Mohon Tunggu... Guru - GURU

Guru di Sebuah Sekolah Dasar Negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Guru Sejati

27 November 2017   12:13 Diperbarui: 27 November 2017   12:34 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada sebuah cerita pewayangan yang mengisahkan tentang tokoh pewayangan begitu patuh dan takzimnya kepada gurunya . ya , dia adalah Bima., adalah seorang tokoh yang digambarkan mempunyai ciri fiisik tinggi besar, kuat, sifatnya yang berani dengan membela kebenaran adalah sifat yang dia tonjolkan. Pada saat masih muda berguru kepada Pendita Durna bersama empat Pandawa lainnya. Bersama kakak dan adiknya dia dengan tekun belajar kepada sang guru yang nota bene sebenarnya cenderung lebih membela para Kurawa yang masih saudara. Apapun perintah dari sang guru dia laksanakan tanpa peritmbangan apapun. Walaupun perintah itu harus dilalui dengan mempertaruhkan nyawanya.

Pada suatu saat sang guru Durna memerintahkan pada sang Bima agar mencari " tirta wening prawitasari" di dasar samudra. Walupun perintah ini adalah terasa berat namun sebagai seorang murid yang patuh kepada guru yang dihormatinya, dengan segera menerima untuk mencari apa yang diperintahkan gurunya. Sampailah  Bima dihutan yang masih belum terjamah makhluk apapun. Dia masuk dan singkat cerita berperang dengan buta (raksasa). Dia memenangkan pertarunga itu. Sampailah disamudra, dia masuk kedalam samudra. Dildalam sanudra dia sampai harus berkelahi dengan  seekor  naga sehingga dia meraih kemenangan lagi.

Di dasar samudra inilah dia bertemu dengan Dewa Ruci, yang digambarkan mempunyai tubuh kecil tapi pada hakekatnya adalah cermin dari dirinya. Dalam pertemuan ini lah terjadi proses transfer ilmu dan nasihat dari guru kepada siswanya. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sang dewa ruci memberikan ilmu dan nasihat tanpa ada terlewatkan dan tanpa pamrih. Dengan seksama Bima mendengarkan semua wejangan dari Dewa Ruci. Hingga akhirnya sang Bima menjadi seorang ksatria yang tidak hanya tanggguh, kuat dan gagah namun juga mempunyai karakter yang baik sebagai bekal dalam mengarungi kehidaupan selanjutnya. Mempunyai wawasan yang lebih luas dibandingkan sebelumnya.

Dari sepenggal kisah tersebut bisa kita ambil dan pelajaran dari keteladaan sang Bima. Yaitu tokoh Bima mempunyai jiwa patuh kepada sang guru walupun dia sendiri tidak tahu  isi hati dari guru yang sebenarnya. Perintah apapun selalu dia laksanakan sebagai seorang siswa yang takzim, dan haus akan ilmu. Sifat teladan inilah yang sekarang sudah jarang ditenukan pada diri siswa. Apalagi ada istilah siswa zaman "now".  Perkembangan teknologi yang negatif memberikan anak untuk lebih senang dengan permaian (games )di Hand phone atau di layar laptop, daripada membaca kisah tokoh pewayangan asli budaya Indonesia. Banyak dari mereka tidak mengenal Bima atau Pandawa lima. Yang mereka tahu adalah tokoh- tokoh luar negeri yang mempunyai karakater yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Sehingga untuk sekedar memberikan contoh bahwa ada cerita yang asli budaya Indonesia maka jarang dari mereka tertarik.

Yang kedua Bima mempunyai sifat pantang menyerah, walaupun harus menempuh mara bahaya, dia berkeyakinan dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang dia cari. Sifat inilah yang sekarang juga sudah menipis bahkan tidak ada pada pada anak didik kita. Mereka cenderung mudah menyerah, jika hanya untuk sekedar diberi tugas oleh gurunya. Perkembangan zaman yang menuntut kepraktisan membawa dampak yang kurang baik bagi anak. Mereka maunya praktis tidak mau diajak sedikit berususah payah. Peran orang tua yang mendidik anak untuk dimanja juga berpegaruh kepada sikap diri anak. Sebagai contoh anak Sekolah Dasar jika di beri tugas sekolah maka yang menegerjakan adalah orang tuanya tanpa ada bimbingan untuk mandiri.

 Maka disinilah diperlukan seorang Dewa Ruci yang merupakan sang guru sejati. Dengan penuh kasih sayang dan lembut memberikan segala imunnya dan nasihat untuk memberikan arah kedepan agar menjadi seorang ksatria yang berkarakter. Guru inilah yang saya rasa sekarang dibutuhkan bukan hanya mentransfer llmu tetapi juga memberikan nasihat tanpa ada pamrih apapun kepada sang siswanya. Menempatkan diri sebagai teman untuk bisa berbagi sehingga tidak ada jarak antara guru dan siswa namun sang siswa menjaga sikapnya sebagai siswa, tidak semena-mena dalam memperlakukan gurunya. Demikian pula guru sekarang hendaknya juga seperti itu. Guru tidak hanya mentransfer llmu tapi juga berusaha memberikan bimbingan karakter kepada siswanya untuk menjadi baik sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang

Guru juga harus menempatkan diri sebagai teman tanpa menghilangkan posisi sebagai guru,

Guru harus tahu masing --masing karakter siswa, karena masing-masing siwa tidak sama akan latar belakang siswanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh Dewa Ruci yang bertubuh kecil namun mampu menaklukan hati Bima yang tubuh besar dengan sifat yang lugas. Karena dia tahu karakter Bima seperti itu maka dia mengajarkan ilmunya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Alangkah indahnya jika hall  tersebut dapat dilakukan oleh guru. Maka akan tercipta suasana yang sejuk dan dengan demikian bukan tidak mungkin akan dapat memberikan warna pada pendidikan karakter di Indonesia.

 Semoga.....!!!

SELAMAT HARI GURU NASIONAL!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun