Terkadang kita itu susah untuk setia terhadap sesuatu hal. Melakukan segala sesuatu seadanya saja, tapi menuntut hasil yang maksimal.
Sepertinya Setia itu sesuatu yang sudah mulai luntur dalam diri manusia.
Perjalanan hidup tidak selalu mudah untuk untuk kita lewati. Butuh konsistensi untuk tetap setia dalam menjalaninya.Â
Tapi itu hanya sekedar teori katanya. Mudah mengucapkan tapi susah untuk melakukan.
Kita semua tahu bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan membuahkan hasilnya dikemudian hari. Tergantung bagaimana kita melakukan setiap hal dalam hidup kita. Terlebih dalam menjalani pekerjaan kita dimanapun.
Baik bekerja dikantoran, berbisnis, bertani atau apapun itu yang dijumpai tangan kita untuk dikerjakan. Tuhan mempercayakan kepada kita sebuah pekerjaan dengan tujuan supaya kita bekerja dan kita bisa makan untuk melanjutkan hidup.
Ada sebagian orang yang melakukan pekerjaan nya dengan baik sebagai wujud kesetiaannya kepada pekerjaannya yang sudah menjadi ladang kehidupan baginya.
Ada sebagian orang yang melakukannya tidak disertai dengan rasa setia. Sering menunda-nunda pekerjaan merupakan bentuk dari pengingkaran kesetiaan kita kepada Yang Maha Kuasa.
Menjadi lucu ketika kita mengharapkan sesuatu pekerjaan yang menawarkan gaji yang besar sementara untuk pekerjaan yang menawarkan gaji yang kecil tidak dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Bekerja sedikit tapi mengharapkan penghasilan yang kecil.
Terlalu sering menganggap melakukan hal kecil itu tidak mendatangkan hasil yang besar.
Kita saat ini dicekoki dengan budaya instan. Tanpa melakukan apa-apa kita dapat uang, dapat ini dan itu.Â
Ketika kita diberi pekerjaan oleh atasan, bukan langsung menyelesaikan pekerjaan, tetapi malah mengeluh atau lebih parah lagi bersungut-sungut.
Mungkin merasa beban pekerjaan itu hanya dibebankan kita sendiri. Padahal dikantor itu masih ada karyawan yang bisa mengerjakannya.Â
Bersungut-sungut, mengeluh akan pekerjaan secara tidak langsung akan membuat kita menjadi malas untuk segera menyelesaikannya.
Terlintas dalam pikiran untuk menunda pekerjaan. Yang pada akhirnya akan membuat penilaian atasan kepada kita tidak baik.Â
Tentu pimpinan perusahaan tempat kita bekerja akan mempertimbangkan kinerja kita sebagai dasar untuk promosi jabatan.
Ketika kita diberi beban pekerjaan apapun itu oleh atasan kita atau siapapun, baik dirumah, di kantor atau di mana saja,Â
apakah itu mendatangkan keuntungan atau tidak secara langsung untuk kita hendaknya kita mengerjakannya dengan setia.Â
Karena itu akan membentuk karakter kita menjadi manusia yang setia.
Apa saja yang dijumpai oleh tanganmu, kerjakanlah itu dengan setia
Ketika kita melakukan pekerjaan yang dibebankan kepada kita oleh pimpinan kita di kantor tanpa menunda-nunda, tentu pimpinan kita akan memperhatikan dan mempertimbangkan serta mencatat kesetiaan kita itu dalam penilaiannya yang suatu saat nanti akan kita terima hasil berupa promosi kenaikan jabatan.
Tentu tidak sekarang tapi siapa tahu nanti akan kita terima.
Sebagaimana penilaian atasan terhadap bawahan yang tidak menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan tepat pada waktunya,
begitu juga Tuhan terhadap manusia. Ketika Tuhan mempercayakan sesuatu hal kepada kita untuk kita lakukan sekalipun itu hal yang kecil yang sepertinya terlihat tidak begitu berarti untuk perubahan kehidupan kita, tapi ada sebuah keyakinan bahwa Tuhan akanÂ
memperhitungkan setiap kesetiaan kita.
Mungkin Tuhan sedang melihat bagaimana kita melakukan apa yang dijumpai oleh tangan kita.Â
Sebab ketika kita setia terhadap hal kecil yang Tuhan berikan untuk kita kerjakan dan lakukan,Â
maka kita akan dipercaya oleh Tuhan untuk melakukan dan menerima sesuatu hal yang besar dalam hidup kita. Karna Tuhan juga sudah berkata,
"Barang siapa setia dalam hal kecil, ia juga akan setia terhadap hal yang besar."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H