Mohon tunggu...
Hery Setyawan
Hery Setyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku sekaligus Guru di SMPN 42 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Generasi Muda Penggerak Ekonomi Sirkuler

18 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 18 Desember 2024   20:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan program ekonomi sirkuler sumber (dokpri)

Di tengah masalah lingkungan yang semakin mendesak dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan muncul sebuah konsep yang semakin sering dibicarakan salah satunya yaitu ekonomi sirkuler. Ini adalah model ekonomi yang menekankan pada pengurangan limbah, penggunaan ulang dan daur ulang sumber daya sehingga menghasilkan dampak yang lebih minimal terhadap lingkungan. Jika kita melihat tren saat ini, generasi muda adalah kelompok yang paling siap dan antusias untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkuler ini. Dengan semangat inovasi, kreativitas dan kesadaran sosial yang tinggi generasi muda berperan besar dalam menggerakkan perubahan menuju dunia yang lebih berkelanjutan.

Sebelum kita melangkah lebih jauh mari kita pahami terlebih dahulu apa itu ekonomi sirkuler. Model ekonomi sirkuler adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meminimalisir limbah dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Alih-alih mengikuti pola konsumsi linier tradisional seperti "ambil, buat, buang," ekonomi sirkuler berfokus pada siklus berkelanjutan di mana barang dan bahan terus digunakan didaur ulang dan diproses kembali menjadi produk yang berguna.

Di dunia yang semakin kekurangan sumber daya alam dan dihantui oleh krisis lingkungan model ini menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan lebih efisien dan lebih hemat. Namun seperti halnya setiap perubahan besar penerapannya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari generasi muda yang saat ini memiliki peran kunci dalam perubahan sosial dan ekonomi global.

Generasi muda saat ini lebih sadar daripada sebelumnya mengenai pentingnya keberlanjutan dan dampak negatif dari konsumsi berlebihan. Banyak dari mereka yang mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk yang ramah lingkungan atau bahkan mengikuti tren konsumsi yang lebih bertanggung jawab seperti membeli barang bekas atau menggunakan produk daur ulang. Tidak hanya itu, banyak juga yang terlibat langsung dalam inisiatif yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, seperti komunitas pembeli barang preloved, inisiatif pengelolaan sampah, hingga gerakan untuk mengurangi jejak karbon pribadi.

Keberpihakan terhadap ekonomi sirkuler ini juga semakin dipermudah dengan perkembangan teknologi. Anak muda kini lebih mudah mengakses informasi terkait produk ramah lingkungan aplikasi daur ulang atau bahkan belajar tentang cara-cara mengurangi sampah digital. Hal ini memungkinkan mereka untuk tidak hanya menjadi konsumen yang bijak tetapi juga menciptakan dampak positif yang lebih besar dengan mendukung berbagai perusahaan yang mengutamakan keberlanjutan.

Lebih dari sekadar konsumen generasi muda juga berperan besar sebagai inovator dalam penerapan ekonomi sirkuler. Banyak startup dan perusahaan yang didirikan oleh anak muda yang menawarkan solusi ramah lingkungan seperti platform berbagi barang bisnis daur ulang atau teknologi yang memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Mereka bukan hanya melihat limbah sebagai masalah tetapi juga sebagai peluang untuk menciptakan nilai baru.

Contohnya, sektor fashion kini sedang diguncang oleh tren berkelanjutan yang banyak dipelopori oleh generasi muda. Banyak brand fashion baru yang mengedepankan prinsip daur ulang dan penggunaan bahan ramah lingkungan bahkan ada juga yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pakaian dari sisa bahan yang tidak terpakai. Selain itu aplikasi jual beli barang bekas seperti pakaian atau barang elektronik bekas menjadi semakin populer memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mengurangi pembelian barang baru yang memakan banyak sumber daya.

Meskipun semangat generasi muda dalam mendukung ekonomi sirkuler sangat besar tentu saja ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya dukungan dari kebijakan pemerintah yang mendorong secara langsung adopsi prinsip-prinsip ekonomi sirkuler dalam skala yang lebih luas. Meskipun beberapa negara sudah mulai mengimplementasikan kebijakan terkait pengelolaan sampah atau insentif untuk bisnis ramah lingkungan, masih banyak yang harus dilakukan, terutama di negara-negara berkembang.

Selain itu meskipun banyak anak muda yang peduli terhadap isu lingkungan masih ada banyak orang yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya beralih ke ekonomi sirkuler. Untuk itu edukasi yang lebih intensif diperlukan terutama untuk menjelaskan bagaimana pola konsumsi dan perilaku kita sehari-hari dapat berdampak besar terhadap masa depan bumi.

Salah satu program yang dilakukan oleh save the children dengan program ekonomi sirkuler bekerja sama dengan beberapa sekolah dan RPTRA yang ada di Jakarta. Mendorong ekonomi sirkuler lebih maju. Dengan program edukasi yang dilakukan kepada generasi muda merupakan langkah langkah konkret yang bisa dilakukan. Program ini juga menyiapkan generasi muda merancang kegiatan yang mengedepankan kegiatan keberlanjutan.  Mereka juga bisa aktif dalam gerakan sosial yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan penggunaan sumber daya secara bijaksana.

Generasi muda adalah agen perubahan yang dapat menggerakkan transformasi menuju ekonomi sirkuler. Dengan semangat untuk berinovasi, kepedulian terhadap lingkungan, serta akses yang lebih mudah ke teknologi dan informasi, mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendukung dan mendorong anak muda untuk terus berkembang dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler. Sebab, masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan dimulai dari langkah kecil yang kita ambil hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun