Mohon tunggu...
Hery Prasetyo
Hery Prasetyo Mohon Tunggu... -

hidup tdk perlu "neko-neko", walo katrok nekad nimbrung di kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Vitamin "Telulasan" yang Mak Nyussssss.....

27 Juni 2011   11:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah wasyukurillah, …….

Bulan Juli mendatang rencananya segenap PNSakan menerima tambahan “vitamin telulasan”, demikian seringkali “khalayak” dilingkungan kerja saya menyebut gaji ke 13 yang kehadirannya sangat dinanti-nantikan itu. Tentunya kebijakan ini, bagi kebanyakan PNS, sungguh bagai setetes hujan dalam kemarau yang berkepanjangan. Ditengah semakin sulitnya “golek sandang-pangan” akibat naiknya berbagai kebutuhan pokok sehari-hari “vitamin telulasan” telah sedikit mampu untuk menjadi penyelamat banyak kaum ditepi lubang “utangan” yang semakin menganga, paling tidak demikianlah yang saya rasakan.

Support Beaya Pendidikan

Bagi sebagian besar PNS yang rata-rata masih “kagungan” (memiliki) tanggungan amanah untuk menyekolahkan putra-putrinya maka “vitamin telulasan” dapat diharapkan kehadirannya untuk beaya seluk-beluk pendidikan yang biasanya memang relatif besar pada tahun ajaran baru. Anugerah “vitamin telulasan” sangat membantu untuk menyiapkan seragam sekolah, alat tulis, pendaftaran murid baru, SPP dan indekost serta masih sederet “kode rekening” lainnya.

Peningkatan Asupan Gizi dan Keharmonisan Keluarga

Kehadiran “vitamin telulasan” yang nominalnya utuh (tanpa potongan-potongan utangan “resmi” dari lembaga keuangan seperti BPD, BNI atau Koperasi) tentu telah pula membuat beberapa saat asupan gizi keluarga agak sedikit “spesial”. Yang biasanya dalam keseharian tempe atau tahu diris tipis tak kalah dengan tipisnya disket, beberapa saat menjadi agak lebih tebal walau masih dalam kelas ketebalan “adiknya” korek api. Sayur bening atau sayur asem yang biasanya tidakmau ketinggalan untuk selalu aktif tampil diatas meja makan maka beberapa saat menjadi hadir berselang-seling dengan penampilan opor atau kare walaupun dengan porsi yang tidak dapat diganggu gugat alias pas-pasan.

Selain itu diakui atau tidak “vitamin telulasan” juga telah terbuktimampu untuk sedikit menambah “keharmonisan” hubungan dengan anggota Dharma Wanita yang ada dirumah masing-masing para PNS, termasuk juga saya. Saat kehadiran “vitamin telulasan” baru dalam tataran bahan gunjingan dilingkungan kerja maupun di media masa, istri dirumah yang biasanya pada saat-saat akhir bulan selalu menyambut kedatangan suami dengan wajah agak “njenggureng” (cemberut) atau alis yang hampir beradu, maka saat itu mulai “tampil” beda, tampak sering senyum dan “grapyak”atau ramah kala kita pulang dari kantor. “Keharmonisan” ini tentunya berlanjut manaka “vitamin telulasan” sudah benar-benar berestafet dari Bendahara Gaji di kantor kepada para kaum PNS, yang selanjutnya (baik langsung maupun tidak langsung, utuh ataupun tidak utuh) “ditransfer” ke tangan “ibunya anak-anak” maka so diyakini kalau yang biasanya saat “lingsir wengi” (lewat tengah malam) para suami tidurnya disingkur (dibelakangi) istri maka malam-malam setelah “vitamin telulasan”, istri yang “sarenya” (tidurnya) disebelah, sudah mulai tidak “nyingkur” (membelakangi)atau setidak-tidaknya yaaa “mlumah” (terlentang), bahkan ada juga yang katanya malah “mbasang” (menjebak)…ternyata “vitamin telulasan” memang mujarab.

Bahkan konon beberapa rekan malah merasakan,sampai satu atau dua minggu setelah diterimanya “vitamin telulasan”, manakala putra-putrinya sudah pada bobok karena memang malam sudah larut, “ibunya anak-anak” juga masih sering “dhehem-dhehem” atau batuk-batuk kecil untuk sekedar mencari perhatian “bapaknya anak-anak”.

Dampak Negatif

Selain dampak positif seperti di atas tentu ada pula dampak negatifnya. Dampak negatif yang paling menonjol, kalau diperhatikan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya adalah para bapak-bapak yang perokok (maaf, tidak semuanya lho) tak segan-segan membeli rokok tanpa pandang apapun merk yang ditawarkan ke kantor kalau yang mempromosikan “kawula muda” (ya tentunya wanita) dengan paras dan dandanan yang “ehmmm”. Bagi yang tidak perokok sedikit muncul sifat “sombong”-nya, mentang-mentang pulsa HP-nya agak “luwung” (lumayan), sedikit-sedikit telepon, walau kadang hanya untuk sekedar menanyakan di rumah sedang masak apa. “Woaaalah….. ngger, ngger, mbok yaaaa ingat kalau “vitamin telulasan” berikutnya masih tiga belas bulan lagi, itupun kalau “musim belum berganti”.

Akhirnya kini kita juga perlu menyadari bahwa pandangan kita selama ini tentang angka 13 (yang konon katanya adalah angka sial) ternyata keliru. Angka 13 adalah barokah…!!!.

Ahhhh…sungguh karunia Gusti Allah yang patut saya syukuri, sebagai PNS masih diberikan kesempatan untuk sedikit berlebih walau 13 bulan sekali, tapi mengapa justru bapak-bapak di ”atas” sana yang diberikan lebih hampir setiap saat masih sering korupsi, menggerogoti uang rakyat yang tentu bukan menjadi hak-nya, ataukah beliau-beliau sedang lupa seperti Bu Nunun Nurbaiti.....kasihan sekali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun