Mohon tunggu...
Heri Sunaryo
Heri Sunaryo Mohon Tunggu... -

TV Presenter, Radio Announcer , Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye Parpol, Pemimpin Parpol, Massa Pendukung Masih Jauh Dari Harapan Kedewasaan Berpolitik

4 April 2014   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:05 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang berakhirnya  masa kampanye Parpol menjadi refleksi bersama, bahwa semua proses dan kegiatan  kampanye masih jauh dari kedewasaan berpolitik bagi bangsa ini. Indonesia masih harus belajar terus untuk mendewasakan diri  berdemokrasi  pada semua elemen bangsa ini . Rasa Rasanya kalau kita lihat cara berkampanye tidak ada bedanya baik pada masa sebelum "Reformasi " maupun setelah "Reformasi " , " Reformasi  " yang tidak selalu membawa perubahan bagi perilaku demokratis bagi bangsa  ini. Berkampanye yang merupakan salah satu bagian kecil dari proses demokrasi,  idealnya dilakukan dengan simpatik , santun dan mengarah fokus pada   esensi yang menjadi agenda program parpol , mau dibawa kemana bangsa ini untuk menjadi lebih baik ?  dengan program - program yang " menjanjikan " kesejahteraan, kemajuan , keadilan dan kemakmuran bagi bangsa ini untuk segala bidang sekarang dan kedepan. Program program dan agenda konsep yang diusung parpol yang menarik, realistis, menyentuh  dan pro rakyat inilah yang sebenarnya harus dikemas dan  sosialisaikan sebagai"  Kampanye yang menarik "   untuk mengarahkan para calon pencoblos potensial di masyarakat, bukan pertunjukan pertunjukan atraktif motor blombongan massa pendukung parpol,  yang di bunyikan keras keras sepanjang jalan , mengganggu aktifitas lalulintas  dan kegiatan masyarakat lain yang kontra produktif . Belum serangan serangan antar parpol yang saling menjatuhkan, menjelek jelekkan , memfitnah, dengan cara cara yang tidak sehat mengarah pada pertunjukan yang  tidak bisa menjadi teladan baik bagi rakyat . Media juga setiap hari menyajikan tayangan tayangan kampanye baik dari media cetak  dan elektronik yang independent  sampai yang tidak independent. Tayangan yang disajikan Media  dari  yang berimbang sampai yang  tidak berimbang semuanya ada dan terjadi, itu karena media bias dan subyektif  karena Media dimiliki oleh beberapa anggota parpol. Inti berkampanye kan mengkampanyekan sesuatu yang menarik dari parpol yang dikampanyekan agar para pemilih mencoblos partainya nanti. Yang menarik dari yang dikampanyekan adalah  isi program partai untuk bangsa ini sekarang dan kedepan demi kemajuan bangsa bukan kegiatan dan program lain yang tidak mendukung yang kontra produktif. Para Elit Politikpun juga dalam berkampanye menunjukkan ketidak dewasaan dan kematangan  sebagai figur yang akan menjadi pemimpin bangsa ini, dari cara cara orasi yang menyerang, menjelek jelekan kompetitornya sampai  " praktek money politic yang nyata nyata ada  " dan diperlihatkan oleh media televisi, tidak malu malu sampai menunjukkan nilai nominalnya , bahkan sempat di foto sambil membawa uang segepok dari 50 ribuan sampai 100 ribuan. Kita hanya bisa menghela nafas keprihatinan," oh begini to cara berkampanye anak bangsa ini ?  "Rasa rasanya kalau cara berkampanye saja seperti ini, akan sangat jelas bagaimana nanti kwalitas para pemimpin yang dihasilkan dari hasil pemilu ini. Pemilu kedepan, pemimpin , negara dan sistem harus membuat suata cara untuk lebih bisa mendewasakan  cara berkampanye  yang lebih berlandaskan kedewasaan politik.  Sebagai negara Asia kita harus belajar banyak dari negeri dikawasan Asia sendiri , Jepang. Tidak usah jauh jauh belajar demokrasi dari Amerika serikat yang katanya sudah belajar demokrasi ratusan tahun, tapi semua demokrasi ala barat tidak bisa semunya sepenuhnya di adopsi di negara  Asia khususnya Indonesia dengan ditelan mentah mentah.  Prosesnya saja sudah seperti ini, pesimis dengan caleg yang akan di hasilkan nanti jawabnya banyak " iya -nya " . Filter terakhir tetap pada diri kita masing masing, Hati - hati mencoblos Calon pemimpin Lellatif nanti pada hari " H "  teliti figur  dan latar belakang calon Leglislatif, jejak rekam prestasinya, visi misi dan konsep yang dimiliki apa ? Selamat memasuki masa tenang untuk memilih menimbang nimbang calon Leglestatif mana yang akan anda pilih sebagai wakil rakyat yang baik , yang memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa. Jangan memilih Calon Leglistatif yang memiliki jejak rekam korup  dan tidak memiliki Visi , Misi yang jelas bagi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun