[caption id="" align="aligncenter" width="219" caption="Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/7b/Soetomo.jpg"][/caption]
Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Pada tanggal dan bulan itu tahun 1928 para pemuda dari berbagai daerah di nusantara berkumpul membulatkan tekat untuk bertanah air dan berbangsa satu yaitu Indonesia serta menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pemahaman kebangsaan para pemuda itu patut diapresiasi cukup tinggi yang buahnya dipetik di kemudian hari yaitu Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Sumpah pemuda merupakan rangkaian dari perjalanan anak bangsa dalam mewujudkan bangsa dan negara yang berdaulat. Sebelum sumpah pemuda, pada tanggal 20 Mei 1908 didirikan Budi Utomo oleh mahasiswa STOVIA (kedokteran) yang dipimpin Sotomo di Batavia (Jakarta). Budi Utomo merupakan organisasi pergerakan pertama yang didirikan di negeri ini, menjadi pelopor kesadaran dari warga pribumi untuk berkumpul dan berserikat. Yang banyak menginspirasi beberapa tokoh, kemudian bermunculan organisasi pergerakan lainnya seperti Sarekat Islam, Taman siswa, Muhammadiyah, NU dan sebagainya. Maka setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Soetomo lahir di Desa Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 30 Juli 1888. Ayahnya, Raden Suwaji merupakan pemangku Desa Ngapeh sedangkan kakeknya, KH Abdurakhman adalah tokoh agama yang dihormati masyarakat Nganjuk. Pendidikan awalnya di mulai di Sekolah Rakyat di Nganjuk dan kemudian melanjutkan ke sekolah kedokteran STOVIA di Jakarta.
Di perguruan tinggi inilahjiwa kebangsaan Soetomo dan rekan-rekannya mulai terasah. Dari berbagai diskusi akhirnya disepakati bersama Soeraji dan Goenawan Mangoenkoesoemo yang juga pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908, dan Soetomo menjadi pemimpinnya. Tujuan awalnya memang tidak langsung menjurus ke politik melainkan pada pengajaran dan kebudayaan. Budi Utomo dibentuk sebagai realisasi ide dari dr. Wahidin Sudirohusodo yang menginginkan adanya sebuah badan yang menyediakan beasiswa bagi anak pribumi yang cerdas namun tidak mempunyai biaya.
Pendirian Budi Utomo telah membuka jalan dan menjadi pelopor kepada anak bangsa dalam pergerakan kebangsaan Indonesia. Setelah itu bermunculan organisasi pergerakan lain yang ternyata lebih pesat dan maju, seperti Sarekat Islam (SI) yang dipimpin HOS Cokroaminoto, Muhammadiayah oleh K.H. Ahmad Dahlan dan masih banyak yang lainnya. Kesadaran pergerakan kebangsaan ini menumbuhkan cita-cita untuk membebaskan bangsa ini dari kaum imperialisme.
Cara yang dipakai tidak lagi menggunakan perjuangan melalui perlawanan secara fisik yang terbukti memang tidak efektif. Selain memakan korban jiwa, perlawanan semacam itu mudah dipatahkan oleh Belanda karena perjuangannya bersifat lokal dan mudah di adu domba melalui politik Devide Et Impera. Perjuangan harus dirubah dari yang sifatnya lokal menjadi nasional, yang awalnya tradisional menjadi modern. Dan dikemudian hari terbukti cukup ampuh bahwa dengan kesadaran dan kesatuan visi inilah pergerakan kebangsaan perlahan tapi pasti menuai hasilnya.
Walaupun aktif diorganisasi yang didirikannyan itu, tidak melupakan Soetomo terus belajar di STOVIA dan akhirnya berhasil lulus menjadi dokter tahun 1911. Dengan profesi sebagai dokter inilah Soetomo menunjukkan sikap sosial dan kemanusiaan yang tinggi. Dalam prakteknya dr. Soetomo tidak menetapkan tarif pembayaran, dan secara sukarela saja bila pasien mengisi kotak yang tersedia. Bagi rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran, bahkan di beri ongkos pulang. Suatu tugas dan sikap yang mulia padahal pada waktu itu masih belum ada asuransi kesehatan dan jaminan sosial seperti saat ini.
Tahun 1919 sampai 1923 dr. Soetomo pergi ke negeri Belanda untuk melanjutkan studi di bidang kedokteran. Sekembalinya dari sana, organisasi Budi Utomo lebih dikembangkan lagi dengan bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka bagi seluruh rakyat. Tahun 1924, dr Soetomo mendirikan Indonesiche Studie Club (ISC) yang merupakan wadah bagi kaum terpelajar. Tahun 1931 ISC berubah nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang selanjutnya tahun 1935 berfusi dengan Budi Utomo menjadi Partai Indonesia Raya (PARINDRA), dan dr. Soetomo ditunjuk sebagai ketuanya. PARINDRA dan beberapa partai yang lainnya secara bersama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Soetomo adalah tokoh yang penuh dedikasi, berjuang demi bangsa dan negara dengan berbagai cara yang elegan, damai, dan modern. Bahwa perjuangan mewujud cita-cita harus dilandasi dengan kesadaran tinggi dan dijalankan secara sistematis dan terorganisir. Pengabdiannya tidak sebatas itu, Soetomo adalah figur seorang dokter sejati. Yang melayani rakyat dengan setulus hati dengan jiwa sosial dan kemanusiaan yang cukup tinggi terutama bagi yang kekurangan dan kurang mampu. Soetomo meninggal pada tanggal 30 Mei 1938 di Surabaya. Pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan namanya diabadikan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo, di Surabaya.
[caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Sumber:http://www.portalhukum.com/foto_berita/medium_11rs%20soetomo.jpg"][/caption] Di olah berbagai sumber: 1, 2, 3, 4, 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H