Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Situasi Hati Diantara Acara Makan Siang Jokowi dan Pemenang Grand Prize Kompasianival 2015

17 Desember 2015   17:21 Diperbarui: 17 Desember 2015   17:48 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Dokumentasi Kompasiana"][/caption]

Hidup ada kalanya berada di dua keadaan yang berlawanan pada saat yang hampir bersamaan. Benci tapi rindu, di dalam kesulitan ada kemudahan, di saat krisis di situlah ada kesempatan. Dan masih banyak lagi kondisi seperti itu, yang pada situasional beda-beda tipis.

Di Kompasianival 2015 kali ini boleh dibilang saya mengalami situasi seperti itu. Hari pertama saya datang (12/12), kurang lebih jam 11 saya sudah ada di tempat acara. Sebelumnya registrasi secara digital, dan langsung menuju kursi di depan panggung yang telah disediakan di Piazza Gandaria City Mall.

Suasana masih boleh dibilang sepi. Saya sepertinya tidak mengenal beberapa Kompasianer, yang senior sepertinya tidak banyak. Saya duduk saja, sambil menunggu pembukaan yang rencananya akan dibuka Presiden Jokowi.

MC pun naik pentas untuk menyambut Kompasianer yang telah hadir. Dan selang beberapa lama salah satu MC menyatakan bahwa para Kompasianer yang hadir saat ini datangnya telat, coba hadir jam 9 akan diajak ke istana bertemu Presiden Jokowi. Saat itu saya sih percaya saja apa yang diucapkan MC itu, dalam hati pun menyesal mengapa tidak datang pagi-pagi, siapa tahu bisa diajak ke istana juga.

Dari itu acara menjadi jelas bahwa Jokowi tidak jadi membuka acara Kompasianival 2015 dan digantikan oleh pihak Kompas sendiri dalam hal ini oleh Andy Budiman, Director Group of Digital Kompas Gramedia. Walau tanpa kehadiran Jokowi acara tetap berjalan lancar, mungkin sedikit mengurangi kemeriahan saja. Acara terus saya ikuti, ketika siang hari rupanya para rombongan Kompasianer dari istana mulai berdatangan. Dari pakaian jelas kelihatan, yang seragam memakai batik.

Pada akhirnya saya pun ngeh bahwa Kompasianer yang hadir pada makan siang itu karena diundang oleh istana via Kompasiana bukan karena datang lebih pagi, seperti yang diucapkan MC itu sebelumnya. Hadir di istana jelas ada protokolernya, ada hal yang perlu dipersiapkan detail dan tidak sekecar asal “comot” saja.

Saya sendiri sempat bertanya-tanya kenapa saya tidak diundang (lebih tepatnya tidak dipilih oleh kompasiana) acara di istana itu. Jika dilihat para Kompasianer yang diundang itu pun beragam ada yang dari Jakarta dan luar kota. Saya menduga yang dipilih adalah Kompasianer yang aktif menulis, atau yang rajin mengikuti even Kompasiana.

Setelah sedikit saya amati para Kompasianer yang terpilih tersebut dalam hal tulisan pun tidak jauh-jauh beda dengan yang pernah saya posting, dalam mengikuti even Kompasiana pun walau tidak sering tetapi tidak juga jarang, karena posisi di Jawa Timur kalau ada even di sana pasti saya ikut serta.

Sempat juga terbersit rasa kecewa, bukan karena tidak bertemu Presiden Jokowi tetapi bukan termasuk pilihan Kompasiana (sikap beda-beda tipislah :) ). Tetapi rasa kecewa itu tidak berlangsung lama, sebab saya melihat –dan sempat berbincang pula- ada juga Kompasianer (yang saya rasa lebih baik dari saya) ternyata juga tidak terpilih oleh Kompasiana. Dari selentingan khabar pun, ada Kompasianer yang masuk nominasi tahun ini ternyata luput dari konfirmasi Kompasiana. Sedangkan saya bukan apa-apa di Kompasiana, ya saya anggap wajar saja jika tidak dihubungi panitia.

Saya menganggap inilah hak preogratif dari Kompasiana untuk memilih Kompasianer yang berjumlah 100 itu. Saya merasa ada faktor keberuntungan di situ, jadi tidak perlu dipikir terlalu mendalam. Toh tujuan awal datang ke Kompasianival ini adalah mengikuti acara yang telah disajikan itu. Di kemudian hari pun setelah ada klarifikasi mengenai undangan ke istana oleh bang Isjet, saya rasa cukup melegakan bagi semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun