Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sahabat Digital Itu Bagai Madu Dan Racun

24 September 2011   10:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berhubungan sahabat melalui dunia digital sudah sangat jamak saat ini, suatu persahabatan yang difasilitasi oleh jejaring sosial melalui internet. Selain mudahnya membuat akun pribadi juga ditunjang dengan koneksi internet yang cepat, biaya yang terjangkau, dan dipermudah dengan fasilitas fitur ponsel. Maka tidak heran perbahabatan digital secara virtual (maya) ini menjadi alternatif tambahan selain huhungan secara real (fisik).

Seperti biasa dalam perkembangan teknologi juga mempunyai beberapa dampak demikian pula dalam persahabatan digital yang bersifat dualisme, bisa memberikan racun (dampak negatif) dan madu (dampak positif) bagi yang berkecimpung di dalamnya. Untuk menjadi sahabat digital satu sama lain tidak mesti sudah kenal secara fisik sebelumnya tetapi juga terbuka bagi yang tidak kenal sekalipun. Biasanya yang dijadikan sahabat digital adalah teman saat ini ataupun teman lama sewaktu masih sekolah dan kuliah dulu. Dan untuk yang tidak kenal juga diperkenankan asal kedua belah pisah saling setuju, maka tidak heran bila seseorang mempunyai ribuan  sahabat digital padahal ia bukan tergolong publik figur

Karena mudahnya interaksi maka media jejaring sosial berpotensi disalahgunakan, yang hal itu dapat menjadi racun. Banyak juga kejadian dalam persahabatan digital antar teman lama timbul CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) padalal salah satu atau keduanya telah berpasangan, maka timbulah perselingkuhan terselubung dan tidak jarang dapat mengganggu bahkan merusak rumah tangga yang telah terjalin. Ada kalanya karena kurang hati-hati dan terlalu over dalam berkomentar di akunnya dapat menyebabkan yang bersangkutan tersangkut masalah hukum karena dianggap melecehkan, menghina ataupun mengancam kepada pihak lain. Maka sejatinya melalui forum jejaring sosial seharusnya menambah banyak teman malah menjadi musuh satu sama lain.

Masih ingat dalam ingatan beberapa waktu lalu diantara pengguna facebook (jejaring sosial yang paling populer) menjadi korban oleh seseorang yang juga menjadi teman digitalnya. Tidak sedikit para gadis yang terpengaruh rayuan “gombal” dari lelaki tidak bertanggung jawab, sehingga kabur dari rumah, ada juga sampai diculik dan kadang “diperlakukan lebih” dari itu yang semuanya sudah mengarah pada tindakan kriminal. Dan lebih ironisnya lagi kadang para korban dan pelakunya masih tergolong remaja dibawah umur.

Di samping dapat menjadi racun jejaring sosial dapat pula menjadi madu. Persahabatan yang sudah lama tidak terjalin dapat tersambung lagi, sehinggga komunikasi dapat tercipta kembali. Ruang dan waktu yang selama ini menjadi kendala memperoleh jalan keluarnya. Melalui interaksi antar sahabat digital dapat terjalin kebersamaan, tukar pendapat, saling memberikan informasi bahkan tidak jarang dapat memperlancar urusan bisnis. Walau tidak saling mengenal fisik satu sama lain diantara para sahabat digital yang membutuhkan informasi dapat langsung ditanggapi dengan senang hati. Banyak juga diantara para sahabat digital memperoleh jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dengan adanya masukan berbagai solusi

Bahasan yang diutarakan tidak saja menyangkut masalah urusan pribadinya saja, bila di sekitarnya perlu adanya bantuan maka dapat dibagi kepada sahabat digitalnya. Seperti kasus Prita di Tangerang yang merasa dizalimi memperoleh tanggapan dan simpati luas dari masyarakat juga tidak terlepas dari peranan jejaring sosial tersebut. Pendek kata melalui sahabat digital ini kita dapat memperoleh manfaat yang besar, tidak saja urusan sosial, ekonomi, politik tetapi juga yang pada masalah religi juga memperoleh tempat di sana. Sahabat digital dapat menjadi sarana alternatif untuk dapat satu sama lain saling berinteraksi menuju kebaikan walaupun hanya secara virtual yang kadang berdampak positif pada kondisi real.

Dalam sahabat digital memang tidak sedikit diantaranya bercokol orang-orang yang mempunyai etikat yang buruk, tetapi di balik itu semua banyak juga orang-orang yang berhati mulia. Berinteraksi antar sesama sahabat digital membutuhkan sikap satu sama lain saling percaya (trust), menghormati (respect) dan bertanggung jawab (responsibility). Melalui kode etik itu marilah kita pakai sahabat digital sebagai sarana menuju kualitas hidup yang lebih baik, syukur-syukur dapat mencerahkan baik untuk diri sendiri dan sesama. Hidup adalah pilihan, tinggal bagaimana kita mengelola sahabat digital itu menjadikannnya sebagai “racun” atau ”madu”, keputusan ada pada anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun