Suatu saat dalam beberapa perjalanan yang pernah kita lakukan tentu pernah menjumpai persimpangan jalan. Jika jalan sudah hafal tentu tidak akan masalah, jika baru pertama kali terkadang membuat diri bimbang. Di persimpangan jalan itu kita harus memilih jalan yang mana harus dilalui, belok kanan atau kiri. Keliru dalam menentukan akan membuat beberapa konsekwensi, tujuan yang awal yang sudah ditetapkan akan terganggu bahkan bisa batal sama sekali.
Berada dalam posisi di persimpangan jalan harus segera memutuskan tujuan. Jika tidak –kebetulan dalam lalu-lintas- maka jelas mengganggu kendaraan yang ada dibelakangnya. Situasi akan bertambah ruyam bila laju kendaraan searah, mundur ke belakang jelas tidak mungkin kecuali dengan tindakan nekat. Dan itu pun beresiko tinggi, selain dapat cemoohan pengendara juga melanggar ketertiban lalu-lintas, bila tidak sedang beruntung, terkena tilang sudah pasti.
Situasi di persimpangan jalan jelas tidak mengenakkan. Rasa bimbang, cemas, khawatir jelas akan tergambar. Hal itu cukup beralasan karena keputusan berpotensi dua kemungkinan: di jalan yang benar atau salah. Jika berada di jalan yang salah dan tidak segera disadari maka akan tersesat. Untuk kembali kejalan yang benar maka harus dicari jalan keluar terdekat atau kembali ke persimpangan jalan, ambil alternatif lain agar sampai tujuan.
Memilih jalan yang dilalui memang tidaklah mudah, karena kita dituntut hati-hati dan mawas diri. Yang paling bijaksana adalah kita dapat mensimulasikan apa yang akan terjadi nanti. Kita mempunyai gambaran apa yang akan terjadi bila menempuh jalan itu. Dengan demikian akan memudahkan untuk segera bertindak bila dirasa jalan itu kurang tepat atau perlu jalan lain yang lebih baik. Karena hidup kadang memang berjalan secara linier dan lancar-lancar saja.
Dalam perjalanan hidup tentu mengalami persimpangan jalan juga yang sifatnya lebih abstrak. Sedikit saja keliru akan berdampak pada kehidupan kita. Teringat yang penggalan dialog dalam film Korea, My girl & I,“Kau pikir semua berjalam seperti yang kau inginkan, tapi hidup meletakkan banyak belokan di jalanmu. Satu belokan kecil bisa menimbulkan takdir yang berbeda”. Dalam perjalanan ternyata jalan yang kita tempuh tidak lurus begitu saja, ada persimpangan dan belokan. Kita berharap dapat memilih jalan yang tepat, setidaknya tidak berada jalan yang salah atau sesat.
Ada kalanya dalam persimpangan jalan akan terjadi dilema bila terdapat jalan yang sama-sama berat . Sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bobotnya sampir sama. Ada kalanya pilihan yang diambil seperti kata pepatah, bagai makan buah simalakama, maju kena mundur juga kena. Dalam pilihan yang sama berat itu harus diputuskan mana jalan yang harus dilalui. Segera bertindak bila dirasa pilihan jalan itu kurang tepat dan beralih ke jalan lain yang lebih baik.
Bahwa kehidupan harus terus berlangsung, maju ke depan adalah pilihan yang cukup rasional. Diam di tempat adalah upaya terakhir bila tiada pilihan lain untuk itu. Dalam persimpangan jalan harus dipilih mana jalan yang harus dilalui. Berbagai pertimbangan harus dicerna secara matang walau kadang membutuhkan waktu yang agak lama. Bertindak cepat dengan tidak sembrono adalah pilihan yang tepat, dengan mempertimbangkan juga bila ada kekeliruan segera kembali ke jalur yang benar.
Tindakan spekulasi kadang perlu dilakukan untuk memecah kebuntuan akan keraguan. Peluang benar salah sama besarnya. Kadang pilihan itu tepat, tetapi kadang keliru. Bagi yang tahu resiko akan hal itu, semua pilihan yang diambil akan dipakai pelajaran untuk perjalanan berikutnya. Boleh keliru hari ini, hari berikutnya tidak boleh salah lagi, keledai saja tidak mau tersandung dua kali pada tempat yang sama. Kita tentu ingin tujuan yang kita tuju akan sampai. Namun dalam perjalanan kadang tidak semulus yang kita bayangkan. Tidak hanya jalan terjal penuh liku dan duri, apalagi menemui persimpangan jalan yang membuat diri bimbang. Banyak berdoa dan dekat dengan Tuhan adalah solusinya, agar selalu diberi petunjuk-Nya. Sehingga jalan yang ditempuh itu tidak keliru dan dalam melangkahpun penuh dengan kemantapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H