Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Life of Pi : Merasionalkan Cerita yang Dipandang Tidak Rasional

21 Desember 2012   07:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 11404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Sumber:http://www.wired.com/images_blogs/underwire/2012/11/Life-of-Pi-Bioluminescent-Water.jpg"][/caption]

Akhirnya jebol juga pertahanan saya untuk tidak menonton film Life of Pi. Rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi mengggring saya menuju gedung bioskop untuk menyaksikan film ini, mumpung masih di putar dan sepertinya sampai akhir tahun. Bisa jadi saya hanyalah “korban” dari postingan rekan-rekan Kompasiana yang telah mereview film ini. Dengan sangat tegas para Kompasianer menyatakan bahwa film ini karya terbaik tahun 2012, dan saya pun mengamini pendapat itu. Film itu dikemassangat bagus dengan tata artistik yang menawan, gambar yang indah, serta tatanan musik yang harmoni. Saya menontonnya dalam versi 2D (dua dimensi), bisa dibayangkan bila yang 3D pasti jauh lebih menawan. Saya merasa puas menontonnya, apalagi ceritanya juga menyingung masalah yang paling sensitif dan sering tabu dibicarakan orang: tentang Tuhan.

Berbicara tentang Tuhan adalah membicarakan topik yang tidak pernah ada habis-habisnya dan sepertinya tidak akan pada kesimpulan final. Ibarat menyelam lautan semakin dalam maka semakin banyak pula yang akan ditemui, yang terpenting dalam hal ini adalah memahami tidak sekedar mengetahui. Selama manusia ada dan peradaban masih berlangsung, tema tentang ketuhanan akan terus berlangsung. Pemahaman akan Tuhan tiap orang berbeda-beda karena sifatnya sangat personal.Demikian pula dengan kisah Pi ini yang memahami Tuhan ketika berayun-ayun di tengah lautan seorang diri yang ditemani sekor Harimau Bengal.

Pi adalah anak seorang pemilik kebun binatang di India. Karana pertentangan politik maka ayahnya beserta keluarga memutuskan pergi ke Kanada dengan naik kapal Jepang. Beberapa binatang turut dibawa serta. Di tengah lautan kapal terkena badai, dan akhirnya karam. Beruntung Pi termasuk yang selamat dalam kapal itu yang sempat naik sekoci. Ia tidak sendiri ia ditemani hewan kebun binatang ayahnya yang turut cari selamat di sekoci itu, seekor zebra, hyena, orang utan dan harimau.

Agar alur cerita lebih menarik dan mengena dengan ditampilkan juga Pi dewasa yang kedatangan seorang sahabatnya. Setelah berbicara ngalor-ngidur terselip suatu kisah bahwa dirinya ketika remaja pernah terombang-ambing di lautan dan ia dapat bertahan dan selamat. Banyak kisah yang ingin disampaikan kepada temanya itu termasuk pemaham tentang Tuhan. Ketika selamat ia diinterogasi oleh dua petugas dari Jepang untuk memastikan bagaimana kapal itu karam, sebagai laporan karena berkenaan dengan klaim asuransi.

Pi menceritakan kisah yang dialaminya terombang-ambing di lautan bersama binatang. Ada empat binatang yang turut bersamanya setelah kapal itu karam. Seokor zebra, hyena, orang utan dan harimau benggala yang bernama Peter Parker. Rupanya kedua petugas itu tidak percaya dengan cerita Pi, masak ada manusia yang mampu bertahan di lautan bersama binatang buas lagi. Mereka meminta Pi bercerita yang lebih rasional dan masuk akal, tidak ngibul. Dan akhirnya terpaksa Pi menceritakan kisah versi lain degan tidak menyertakan binatang sama sekali. Terdapat empat orang yang selamat dalam kapal itu yang kemudian naik sekoci. Diantara mereka saling membunuh untuk bertahan sampai tinggal dirinya sendiri yang selamat.Kedua petugas itu percaya, inilah kisah yang diinginkannya.

Jangankan kedua petugas itu, kita sendiri tentu akan berpikiran seperti itu. kita sering terjebak dengan pikiran yang rasional tanpa memberi ruang untuk menerima pikiran lain yang bisa jadi itu yang sebenarnya, seperti kisah yang dialami Pi itu. Pi dewasa memberi penjelasan kepada temannya bahwa kedua kisah itu sama-sama menceritakan tentang bagaimana dirinya selamat dalam perjuangan di lautan, tetapi tidak menyinggung sama sekali tentang karamnya kapal. Menurutnya seperti itulah pemahaman tentang Tuhan.

Film ini menceritakan bagaimana rasionalnya jalan cerita ketika Pi bertahan di lautan dengan ditemani seokor harimau ganas. Dan itulah kehebatan Ang Lee, sang sutradara yang menjadikan filmini cukup apik, menghibur, dan penuh pesona. Ia mampu meramu dan menterjemahkan jalan cerita yang dinilai banyak orang meragukan itu menjadi ilmiah dan rasional. Jalan cerita bergulir secara alamiah dan tidak terlalu dibuat buat.Termasuk bagaimana hidup dengan harimau yang ganas itu.

Hidup dengan manusia sendiri di tengah lautan juga membuat Pi putus asa sampai “protes” kepada Tuhan, cukup manusiawi memang. Akhirnya ia pun mampu mengatasi semua kendala itu, bahkan mampu menjinakkan harimau. Pesan yang disampaikan adalah seberat apapun kendala yang dihadapi jangan sampai putus harapan. Pi juga selamat dari sebuah pulau kecil yang ditengahnya ada danau yang pada siang hari adalah air tawar tetapi ketika malam berubah menjadi asam. Ia mengetahuinya tidak sengaja pada malam hari dengan melihat ikan-ikan yang terjebak pada danau itu berangsur mati. Pi juga mendapati bunga yang kemudian ia kupas kelopaknya satu per satu dan ternyata ditemukan sebuah gigi. Dan ia putuskan meninggalkan pulau itu karena dirasa cukup berbahaya sekaligus untuk melanjutkan perjalanan. Ia pun memahami bahwa dalam Tuhan membimbingnya untuk selamat dengan menunjukkan tanda-tanda, seperti dengan ditemukannya gigi itu.

Tidak terasa selama dua jam film telah berputar, penonton yang hadir sepertinya terpuaskan menonton film Life of Pi ini. Banyak pelajaran yang dipetik dari sini. Dari rangkaian cerita dan dialognya memberi pesan yang cukup berharga. Keimanan merupakan keyakinan, tetapi terkadang berawal dari keraguan. Terkadang di sekitar kita bayak kisah dan cerita yang dialami seperti Pi itu, yang dianggap tidak rasional dan masuk akal. Kita sering menginginkan cerita versi lain yang dipandang lebih rasional padahal itu bukan kejadian yang sesungguhnya. Melalui film ini setidaknya kita dapat memberi sedikit kesempatan saja untuk mendengarkan kisahwalaupun kebanyakan orang menyatakan itu tidak masuk akal, yang justru itu kejadian sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun