[caption id="" align="aligncenter" width="478" caption="Perpustakaan umum: dapat menikmati buku tanpa harus memiliki, prosesnya cukup mudah. Sumber foto:pesonamalangraya.com "][/caption]
Walaupun setiap hari penuh dengan rutinitas, pasti di sela-sela waktu itu ada yang luang atau santai. Agar waktu luang tidak timbul rasa bosan atau jenuh –bahasa gaulnya bete- biasanya diisi dengan kegiatan lain entah itu hanya sekedar iseng ataupun dengan serius. Dari pada bengong maka “membunuh” waktu luang yang jamak dilakukan adalah mengutak-atik ponsel entah itu browsing, main game, ataupun SMS-an dan kadang kala mendengarkan musik. Bagi para perokok maka rokok itulah yang menjadi teman di kala senggang. Dan semua orang mempunyai cara tersendiri untuk mengisi waktu luang itu, dan tidak harus dengan cara yang sama.
Karena bukan perokok dan tidak mempunyai ponsel yang tidak terlalu canggih, saya mempunyai cara sendiri yaitu dengan membaca buku. Bagi saya dengan membaca buku akan mengurangi rasa suntuk disamping dapat memperoleh pengetahuan baru. Untuk membaca buku tidak perlu membawa atau memilikinya, yang saya lakukan adalah mengunjungi toko buku atau ke Perpustakaan Umum Kota Malang.
Membaca buku di toko buku sedikit terbatas, kebanyakan buku dalam posisi tersampul plastik maka harus cukup puas membaca sinopsis di sampul buku itu. Jika sedikit beruntung, ada beberapa buku yang sengaja dibuka sebagai sampel untuk dapat diketahui isi buku tersebut. Di saat ada dana berlebih saya sempatkan untuk membelinya, jika dana terbatas dapat membeli buku yang sengaja di obral kisarannya mulai dari 5 ribuan samapai 50 ribuan, Toko Buku Gramedia kerap mengadakan even ini.
Di banding dengan toko buku keberadaan perpustakaan cukup membantu. Di perpustakan dapat membaca sepuasnya jika masih kurang dapat meminjamnya untuk dibawa pulang. Di dalam perpustakaan sendiri disediakan ruang baca yang cukup nyaman , maka waktu selama kisaran satu sampai dua jam terasa cukup cepat apalagi bukunya menarik. Keberadaan buku di perpustaakaan cukup beragam topik dan karangan, mulai dari humor, seni dan sastra, motivasi, agama sampai yang cukup berat, filsafat, dengan berbagai pengarang dari dalam dan luar negeri. Melihat begitu banyaknya buku –yang berjumlah ribuan- di perpustakaan seakan ingin membaca semuanya, maka datang ke pepustakaan tidak menjadi bosan.Selain itu biaya yangdikeluarkan minim, bebas melilih, dan membaca baca sepuasnya .
Walaupun keberadaan internet yang kian cepat dan murah, keberadaan buku belum bisa tergantikan. Dalam format hard copy lebih menyenangkan dan menarik di banding soft copy. Memang benar di internet kita tinggal ketik apa yang diinginkan maka dengan mudah akan didapatkan, ini berbeda dengan buku yang harus “sibuk” mencarinya.Buku mempunyai beberapa kelebihan diantaranya mudah dibawa, membaca isinya pu dengan santai, tidak perlu sekaligus harus selesai, dapat dicicil kapan saja membacanya. Ini berbeda dengan internet atau e-book yang masih memerlukan device seperti laptop, atau komputer tablet. Terbatasnya jaringan, pulsa, dan daya listrik akan menjadi kendala dalam menikmati informasi di dalamnya.
Dalam hal ini, buku dapat menjadi alternatif untuk “membunuh” waktu luang, memanfaatkan waktu dengan cara yang positif. Menikmati buku tidak harus dengan memilikinya, di perpustakaan atau taman baca cukup banyak menyediakan beberapa literatur. Menikmati buku selain dapat mengurangi rasa suntuk, dengan membaca buku akan memperoleh tambahan ilmu, pengetahuan, dan wawasan. Syukur-syukur juga apa yang kita baca dapat dituangkan dalam tulisan, dapat di posting di blog, atau dalam format yang lain. Kalau memang sungguh-sungguh nantinya dapat berwujud sebuah buku yang dapat dinikmati oleh orang lain, yang awalnya menikmati buku orang lain. Dan itu dapat bermula dari sesuatu yang sederhana, sekedar iseng dan memanfaatkan waktuluang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H