Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Java Dancer Matos Menyasar Kalangan Mahasiswa yang "Segan" Ngopi

29 April 2018   17:09 Diperbarui: 29 April 2018   17:43 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Irvan, sebenarnya dari pangsa pasar tidaklah terlalu sedikit. Hal ini dapat terlihat dari penuhnya food court tersebut oleh pengunjung. Dengan survey kecil-kecilan Irvan hanya menduga para pengunjung enggan mampir ke kedainya hanya karena "segan" saja. Dengan tempat yang "wah" tersebut pengunjung akan berfikir bahwa harga akan mahal.

Padahal menurut Irvan untuk harga pun di Kedainya tidaklah begitu mahal, setidaknya tidak jauh berbeda dengan kedai yang lainya yang ada di dalam Matos. Tidak hanya kopi dan minuman lainnya, di sini juga tersedia makanan ringan dan berat. Di Java Dancer ini memang kebanyakan menyediakan makanan ala barat seperti, French fries, burger, pizza, spaghetti, serta menu dengan sedikit mengakomodasi muatan lokal, rice bowl.

Dwi Prambudi, barista yang turut menjelaskan seputar kopi dan termasuk edukasi minum kopi yang benar. Dok pribadi
Dwi Prambudi, barista yang turut menjelaskan seputar kopi dan termasuk edukasi minum kopi yang benar. Dok pribadi
Untuk itu, dalam menarik pengunjung ada kalanya Java Dancer memberikan promo berupa diskon yang nilainya cukup signifikan. Beberapa upaya yang ia lakukan adalah dengan fasilitas special delevery order, dengan memberi harga promo dan bebas ongkos kirim dengan radius tertentu. Dan hanya di cabang Matos ini fasilitas delivery order ini diberlakukan, dalam upaya jemput bola terhadap pelanggan.

Tak mudah memang menghadapi pangsa mahasiswa itu. Yang tidak dipungkiri juga --sebagian besar- kedai dan restoran di kota Malang pengunjungnya berasal dari kalangan ini, di samping dari pelanggan keluarga. Java Dancer Matos terus berbenah, dan terus mengantisipasi perkembangan, yang nanti di sebelah Matos akan berdiri bangunan dari pemain retail besar lainnya.

Jika nanti ngopi menjadi gaya hidup. Maka keberadaan kedai kopi tentu diperlukan untuk dikunjungi, bila tidak ingin menyeduh dengan sendiri. Ngopi di mall tentu saja bisa menjadi alternatif untuk sekadar istirahat sejenak ataupun nongkrong. Dan di Java Dancer ini bisa menjadi rujukannya dengan ngopi tanpa untuk "segan" karena tempatnya dianggap "wah".          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun