Prestasi Azwar Anas ini untuk naik ke level gubernur agak sedikit terganjal. Azwar Anas adalah kader NU dan juga pernah menjadi DPR yang diusung PKB. Pada pemilihan periode pertama Azwar Anas di usung PKB berserta juga PDIP, namum pada periode kedua pecah kongsi. Azwar Anas diusung PDIP sedangkan PKB mengusung calonnya sendiri. Untuk tiket cagub Jatim melalui PKB sudah memutuskan fokus pada Gus Ipul. Sedangkan Azwar Anas masih berusaha melalui jalur PDIP dengan mendaftar hanya sebagai wakil gubernur.
Bola ditangan PDIP apakah berkoalisi dengan PKB, kemudiaan hanya menyodorkan cawagubnya. Atau bisa jadi PDIP justru mengusung Azwar Anas ini sebagai cagubnya untuk head to head dengan PKB (Gus Ipul). Pembicaraan masih terus berlangsung, belum bisa ditebak nasib Azwar Anas ini bermuara. Namun peluang 50:50 masih ada, jadi cagub atau cawagub Jatim, bahkan bisa tersingkir sama sekali.
Suyoto
Namanya memang tidak setenar Risma dan Azwar Anas. Namum segi prestasi tidak kalah bagusnya. Sebagai Bupati Bojonegoro telah berhasil mentransformasikan kekayaan migas yang ada di Bojonegoro untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Suyoto telah berhasil membawa Bojonegoro terhindar dari "kutukan" kekayaan alam berupa minyak tidak menjadi ladang konflik dari berbagai kepentingan. Suyoto lebih mengedepankan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi warga Bojonegoro.
Latar belakang Suyoto dari kalangan kampus yang juga seorang cendekiawan muslim. Ia adalah kader Muhammadiyah dan juga PAN yang saat ini menduduki kepengurusan di tingkat pusat. Dibandingkan Risma dan Azwar, nasib Suyoto yang paling "apes". Jangankan jadi gubernur Jatim, menjadi calon gubernur atau wakil saja begitu berat. Alasannya adalah pada partai pengusungnya.
PAN sebagai kendaraan politik tidak begitu "ramah" kepada Suyoto ketika ia naik menjadi bupati dulu. Ada dua matahari kembar yang satu sama lain tidak mau mengalah. Ini dikarenakan ketua DPW PAN Jatim, Masfuk yang juga mantan Bupati Lamongan dua periode (2000-2010) itu berhasrat maju menjadi calon gubernur. Kursi PAN yang hanya berjumlah 7 (perlu 20 kursi untuk bisa mengajukan calon) tidak lah punya nilai tawar yang bagus. Cukup realistis bila Masfuk itu menurunkan nilai tawar dengan bersedia menjadi calon wakil gubernur.
Secara rekam jejak prestasi selama ini boleh dibilang Suyoto lebih unggul dibanding Masfuk. Kembali lagi kepada wewenang partai yang ternyata di tingkat wilayah lebih dominan, entah bila dari DPP melakukan intervensi calon mana yang diajukan. Tapi dengan kondisi kursi yang begitu minim peluang Suyoto untuk maju ke pilggub begitu berat.
Inilah tiga figur kepala daeah di Jawa Timur yang sebenarnya layak naik tingkat menjadi gubernur Jawa Timur berikutnya. Namun namanya nasib terkadang begitu berpengaruh. Tidak semua bisa bernasib baik seperti Jokowi yang bisa melesat mulai dari walikota, gubernur kemudian presiden. Peluang besar masih ada di Azwar Anas. Jika memang jadi dicalonkan tentu warga Jatim yang akan memutuskannya melalui pilgub. Kita tunggu saja eskalasi politik yang berkembang, dengan harapan bahwa warga Jawa Timur berhak mendapatkan gubernur dari figur terbaik. Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H