Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Bukit Tempat Turunnya Wahyu Pertama Al-Quran

10 Maret 2016   08:02 Diperbarui: 10 Maret 2016   09:56 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Apakah pelakunya dari pengunjung Indonesia ? Dok Pribadi "]

[/caption]

Gua Hira penuh sesak

Setelah sampai di puncak, kita dapat beristirahat sejenak, warung kecil tersedia di sana. Gua Hira berada di bawahnya tidak beberapa jauh, artinya kita turun sedikit saja. Menuju ke sana juga dengan jalanan yang curam dan melewati beberapa celah bebatuan. Sesampai dekat gua Hira ternyata banyak pengunjung yang sudah antri di sana. Banyak diantaranya yang melakukan shalat dua rakaat yang itu membuat antrian semakin lama untuk memasukinya.

Saya sendiri tidak sempat memasukinya walau tinggal beberapa meter saja, mengingat banyaknya kerumunan pengunjung. Perlu kesabaran tersendiri terutama menunggu antrian dan bagi mereka yang telah memasukinya. Karena keterbatasan waktu akhirnya saya putuskan untuk kembali ke puncak saja untuk menuju arah kembali.Dari bacaan yang saya peroleh bahwa ruangan Gua Hira tidaklah begitu luas, panjang sekitar tiga meter dan lebar satu setengah meter dengan ketingian dua meter.

[caption caption="Banyaknya pengunjung membuat kesempatan memasuki Gua Hira kian sulit. Dok Pribadi"]

[/caption]

Menuruni Jabal Nur tentu lebih ringan karena tidak melawan gravitasi. Di waktu itu bisa dipakai untuk berfoto ria sambil melihat pemandangan di sekitarnya. Cukup lega rasanya dapat mendaki dan menuruni Jabal Nur ini,suatu tempat di mana Nabi SAW menyendiri dan menerima wahyu. Terbayang di benak bagaimana di masa silam itu Nabi SAW –dengan melihat beliau dari sisi manusia biasa- berjuang mempertahankan kebenaran. Bebatuan cadas yang curam jelas harus beliau di taklukkan sebelum sampai di Gua Hira.

Mendaki dengan jalur “mudah” saja begitu melelahkan apalagi pada jaman dahulu yang masih alami apa adanya jelas membutuhkan tenaga extra. Mengarungi bebatuan cadas yang tentu harus ada keahlian tersendiri. Tergelincir bisa saja membuat tubuh menggelinding diantara bebatuan yang begitu keras. Saya rasa cukup kiranya membayangkan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Pengalaman ini bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi saya sendiri dalam menapaki –beberapa diantara- sejarah masa silam yang tertulis di kitab suci dan hadist.

[caption caption="Berfose dahulu sebelum mendaki. Dok FB Saifuddin LA"]

[/caption]

 

Melewati celah diantara bebatuan menuju Gua Hira, lihat videonya di sini

Melihat pemandangan sekeliling Jabal Nur, lihat videonya di sini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun