[caption caption="Beberapa kios rasa Indonesia. Dok Pribadi"][/caption]
Jika di negeri kita ada istilah kampung Arab, bukanlah hal yang asing. Ulasan sederhana kampung itu menggambarkan suasana ke-Arab-an yang bisa ditinjau dari bangunan, makanan, budaya, dan bahasa. Di lain sisi apakah hal itu juga terjadi sebaliknya? Suasana negeri kita di negeri timur tengah, dalam arti jauh berbeda dengan negeri kita.
Saya berkesempatan menyaksikan rasa ke-Indonesiaan di negeri Arab ketika melaksanakan program (baca: tour) umrah di tanah suci bulan lalu. Suasana yang paling kentara adalah ketika mengunjungi pasar di sekitaran Corniche Comersial Center (CCC) –orang umumnya menyebut pasar Corniche- kota Jeddah, Saudi Arabia. Tempat ini sepertinya menjadi andalan kunjungan dari beberapa travel, selain kunjungan masjid Terapung di tepi laut Merah. Dan juga dapat dikatakan sebagai “pembunuh” waktu, sebelum rombongan diantar ke bandara Jeddah untuk terbang kembali ke tanah air.
Bus rombongan berhenti tepat di area parkir di depan CCC yang cukup luas. Kami serombongan pun turun dan menuju lokasi dengan menyeberang jalan tiga ruas di depannya. Untuk urusan menyeberang jalan pengemudi kendaraan di sini rasanya cukup menghormati para penyeberang jalan, tidak ada klakson yang memekakkan telinga seperti di tanah air.
Dan sesampainya di area masuk CCC, “rasa” Indonesia mulai terasa. Terlihat tulisan yang tidak asing bagi kita, toko dan murah. Semakin ke dalam “rasa” itu semakin menguat, suara riuh para penjaga toko yang mengharapkan kita mampir, dan ajakan itu berbahasa Indonesia padahah mereka itu terlihat jelas –dari mukanya- sebagai orang Arab.
Suara riuh ramai mirip pasar di Indonesia, menarik pehatian dengan suara keras untuk menawarkan barang dagangan. Disinilah letak menariknya, barang yang ditawarkan adalah yang khas Arab tentunya, seperti makanan (kurma, kacang Arab, coklat, serta makanan ringan lainya), parfum khas Arab, pemerah kuku, pakaian, serta pernak pernik tematik timur tengah.
[caption caption="Gedung utama dilihat dari ruang parkir bus di seberang. Dok Pribadi"]
[caption caption="Para pengunjung yang datang dan pergi dari arah parkir bus. Dok Pribadi"]
Transaksi bisa rupiah
Segala dagangan ada dihadapan mata, dan itu menggiurkan mata. Bila kita tertarik dengan barang incaran, tidak perlu terlalu khawatir akan transaksi selanjutnya, pakai rupiah pun diterima. Tinggal dikonversikan saja dari mata uang Saudi Arabia (riyal) ke rupiah, jika ada kembalian maka akan berbentuk riyal.
Dan memang uang rupiah di negara Saudi Arabia begitu dihargai. Money changer memang ada, baik resmi atau perorangan akan mudah didapat. Transaksi dalam bentuk rupiah memang memudahkan bagi kita para pelancong. Manfaat lain yang didapat adalah kita tidak begitu direpotkan untuk urusan penukaran yang berakibat pula kita dapat berbelanja sesuai kebutuhan tanpa harus membawa persediaan riyal yang berlebihan.