Mohon tunggu...
Hery Silalahi
Hery Silalahi Mohon Tunggu... -

mahasiswa jurusan ilmu sejarah USU......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Game Online (Penyakit Akut Remaja Indonesia)

12 Maret 2011   05:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fire in the hole...... Head Shot......... Chain Killer...............

Kata-kata di atas saya dengar dari sebuah warnet ketika saya melintas di depannya.Terlintas dalam benak saya sebenarnya ini permainan apa kenapa ada terdengar seprti suara tembakan dan suara orang berperang.Kemudian saya melihat papan reklame yang berada di atas warnet tersebut tertulis "Point Blanck,Game Online nomor 1 di Idonesia.Kemudian,saya masuk ke dalam warnet tersebut dan melihat beberapa remaja yang kebanyakan dihuni oleh anak sma dan smp.Kemudian saya melihat jam saya dan tenyata masih menunjukkan jam 10 pagi.Saya bertanya-tanya dalam diri saya.Apakah mereka tidak sekolah?Mungkin mereka bolos.Atau memang ada aekolah yang sudah pulang jam 10 pagi.Kemudian saya bertanya kepada salah satu anak smp yang di samping saya,"Dek,apa adek gak sekolah hari ini?".Ekh,gak taunya anak smp itu balik nanya sama saya,"abang sendiri apa gak kuliah hari ini?"jawabnya ketus.Mendengar jawaban dari anak smp itu saya terkejut bukan main.Tapi,biarlah daripada saya teruskan lebih baik saya melanjutkan nge-pos tentang artikel saya ini.

Tampaknya,Point Blank sudah menjadi penyakit akut bagi remaja Indonesia pada saat ini,bagaimana tidak mereka sudah kecanduan akibat dari permainan Point Blank ini.Banyak anak sekolahan yang berangkat dari  rumahnya untuk pergi ke sekolah malah pergi ke warnet untuk bermain PB(singkatan dari Point Blank).Dan tampaknya pemilik warnet tidak merasa bersalah akan hal ini,malah mereka beranggapan semakin banyak yang datang akan membuat dompet mereka tebal.Malahan,pemilik warnet membuat beberapa paket agar membuat pengunjung semakin tertarik datang ke warnet mereka,misalnya,paket 1:2 jam 5000,paket 2:main 3 jam dapat minuman dan sebagainya.Bahkan,mereka membuat paket malam buat yang ingin begadang,misalnya,main dari jam 00.00-06.00:Rp10.000.Bukankah,ini berarti mereka membuat pembodohan secara tidak langsung kepada remaja sebagai penerus bangsa.Sungguh,itu perbuatan yang biadab sekali menurut penulis.

Melihat hal ini sebaiknya pemerintah sebagai aparatur hukum di Indonesia ini harus tanggap akan hal ini.Tapi kenyataanya mereka tampak adem ayem melihat hal ini.Mereka seolah menganggap hal ini cuma masalah biasa yang mungkin orang tua saja yang menanganinya.Itu mungkin hanya teori dari mereka saja karena mereka tidak ada terjun ke lapangan.

Melihat situasi seperti ini,saya sebagai mahasiswa ingin mengajak kawan-kawan untuk sadar akan masalah seperti ini.Kita harus melihat Indonesia pada masa yang akan datang akan jadi seperti apa kalau remaja sebagai penerus bangsa dan pemerintah sebagai aparatur negara sama-sama tidak peduli akan hal ini.

Oleh,karena itu kita jangan bersantai-santai sambil menggoyangkan kaki melihat situasi ini.Kita itu harus gelisah,karena berawal dari kegelisahan kita maka akan timbul suatu pemikiran yang besar dan akan membawa perubahan yang besar.

salam mahasiswa........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun