Hal ini mencerminkan tanggung jawab kita, tidak hanya terhadap orang lain, tetapi juga terhadap diri sendiri. Ketika kita menjaga kesehatan, kita memperbesar peluang untuk dapat berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Dengan demikian, donor darah menjadi siklus kebajikan yang saling memperkuat; membantu orang lain, sekaligus memotivasi kita untuk hidup lebih sehat.
Argumen lainnya yang mendasari pentingnya donor darah adalah kebutuhan akan suplai darah yang tak pernah surut. Setiap hari, di seluruh rumah sakit di Indonesia, ribuan pasien membutuhkan transfusi darah untuk berbagai kondisi medis—mulai dari korban kecelakaan, ibu yang melahirkan, hingga pasien penyakit kronis. Bayangkan, tanpa adanya pendonor darah yang sukarela, berapa banyak nyawa yang mungkin tak terselamatkan. Karena itulah, kegiatan seperti ini perlu terus dilakukan secara rutin dan masif.
Di akhir acara, panitia mengumumkan bahwa puluhan kantong darah berhasil terkumpul. Masing-masing kantong membawa harapan bagi yang membutuhkannya. Seorang peserta donor bahkan berujar, "Saya merasa terhormat bisa berkontribusi dalam acara ini. Walaupun hanya sedikit, semoga bisa membantu mereka yang membutuhkan."Â
Ucapan sederhana ini mencerminkan perasaan banyak orang di sana—bahwa donor darah bukan sekadar memberi, tetapi juga menerima. Kita memberi darah, tetapi menerima kepuasan batin yang tak ternilai.
Pada akhirnya, "Donor Darah: KORPRI untuk Indonesia" bukan hanya acara seremonial belaka. Ia adalah panggilan bagi kita semua untuk terlibat, untuk berbuat baik, dan untuk peduli.Â
Ini adalah bukti bahwa di dalam tubuh kita, mengalir darah yang tidak hanya memberikan kehidupan bagi kita, tetapi juga bagi sesama. Kegiatan ini, dalam memperingati HUT ke-53 KORPRI, menjadi simbol nyata dari kepedulian yang seharusnya terus hidup di hati kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H