Setiap orang pasti ingin bahagia, tapi tidak semua orang bisa mengalaminya. Ada banyak teori kebahagiaan yang seringkali justru memperumit dan mempersulit orang untuk mengalaminya. Bahagia itu sebenarnya sederhana, dimulai dari hati dan terekspresi dalam sikap yang benar. Â
Prinsip pertama untuk mengalami kebahagian adalah bagaimana kita menyikapi sisi lemah kita. Untuk bisa bahagia kita harus mau mengakui dengan jujur kesalahan dan kegagalan Anda tanpa perlu mencari pembenaran diri atau menyalahkan orang lain. Ada banyak orang yang tidak bahagia karena sibuk mencari kesalahan orang lain dan menyembunyikan kesalahannya sendiri. Ada banyak orang tidak pernah nyaman dengan dirinya karena takut gagal dan berjuang untuk selalu terlihat sempurna di mata orang lain. Akibatnya hatinya tidak pernah merasa bahagia.
Kesalahan dan kegagalan itu hal yang manusiawi, semua orang bisa mengalaminya. Sikap yang bijak mensikapi kesalahan dan kegagalan akan membedakan kualitas kebahagiaan seseorang. Kesalahan dan kegagalan menjadi alat pengingat agar kita tidak menjadi orang yang sombong dan sadar diri bahwa sebagai manusia sebenarnya kita tidak punya apa-apa kecuali Rahmat Allah dianugerahkan kepada kita. Kita tidak bisa berbuat apa-apa jika Allah tidak memberikan kemampuan atau kekuatan kepada kita.Â
Walaupun saat ini kita sedang mengalami musim kehidupan yang tidak menyenangkan karena adanya pandemi corona covid 19, tetapi ketika kita meyakini Rahmat Allah sebagai dasar kehidupan dan sumber segala sesuatu yang baik dalam hidup kita maka  batin kita tetap tenang dan kita tetap bisa menikmati hidup yang bahagia.
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:3)
Salam sehat dan bahagia!
HTB/17/4/20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H