Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga Bahagia adalah Keluarga yang Sehat Secara Emosional (3)

31 Mei 2018   23:00 Diperbarui: 31 Mei 2018   23:29 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[heru tri budi] - Sebelumnya kita sudah membahas tentang ciri-ciri keluarga yang sehat secara emosional. Lalu bagaimana membangun budaya keluarga yang sehat secara emosional? Ada banyak cara kreatif untuk melakukannya. Di bawah ini hanyalah sedikit tips yang bisa kita lakukan.

Harus dimulai dari hubungan suami istri yang sehat. Seorang suami harus membiasakan diri untuk menyatakan kasih sayangnya kepada istrinya, baik dengan kata-kata, sentuhan yang bermakna maupun sikap-sikap kasih yang lain sehingga istrinya merasa special bagi suaminya. Demikian juga seorang istri harus menyatakan rasa hormat yang tulus kepada suaminya sehingga suaminya merasa dihargai kepemimpinannya. Istri yang merasa dikasihi suaminya akan terpuaskan secara emosional, demikian juga suami yang merasa dihormati akan merasa terpuaskan secara emosional. Akibatnya adalah: hubungan mereka secara emosional akan menjadi sehat.

Hubungan suami istri yang sehat akan menghasilkan keluarga yang sehat. Biarkan anak-anak Anda melihat sikap-sikap positif di atas. Biarlah anak-anak melihat teladan nyata bagaimana Anda menyatakan kasih dan rasa hormat satu sama lain secara tulus dan sepenuh hati. Anak-anak akan belajar lebih banyak dari sikap dan perilaku yang Anda perlihatkan daripada yang Anda katakan.

Budayakan sikap keterbukaan dan kejujuran dalam keluarga Anda. Biasakan untuk berkumpul dan berbicara bersama, misalnya dengan makan bersama, ibadah keluarga bersama atau kesempatan lain yang memungkinkan setiap anggota keluarga mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan sesuatu secara terbuka dan jujur tanpa takut dihakimi. Berikan kesempatan setiap anggota keluarga untuk mengakui kesalahannya, mengakui kecemasan atau ketakutannya, bahkan untuk menyatakan kekecewaan atau kemarahannya kepada Anda atau anggota keluarga yang lain. Tentu saja sebagai orang tua Anda perlu mengarahkan dan memberi teladan bagaimana mengungkapkan hal-hal tersebut dengan cara yang benar dan postif, bukan sekedar melepaskan emosi semata. 

"Saya minta maaf" dan "Saya memaafkanmu" adalah kunci penting untuk membangun keluarga yang sehat secara emosional. Setiap anggota keluarga akan merasa, bahwa keluarga adalah tempat yang paling aman untuk mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalannya. Keluarga menjadi tempat terbaik untuk memperbaiki diri dan tidak perlu takut menjadi orang yang tidak sempurna. Dengan memberikan maaf untuk setiap kesalahan juga menjadi latihan yang sangat baik untuk mengelola emosi terutama mengatasi kejengkelan dan kemarahan  dan mengubahnya menjadi kasih yang tulus.

Saya berani rekomendasikan kepada Anda, kalau keluarga Anda sehat secara emosional, maka keluarga Anda akan menjadi lebih bahagia. Bukankah itu yang Anda dambakan selama ini? Mudah-mudahan hal itu bukan sekedar impian. (hatebe/2018)

Salam Sukses dan Bahagia!

heru tri budi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun