Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Sepanjang Masa

13 November 2017   16:14 Diperbarui: 16 November 2017   20:39 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Ada banyak pahlawan di sepanjang peradaban manusia yang diakui oleh dunia karena jasa dan pengorbanannya. Orang itu bisa saja para ilmuwan, politisi, seniman, pekerja sosial, tokoh agama atau para professional. Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa ada pahlawan yang hadir dalam hidup kita sejak kita terlahir di dunia ini? Ya, ayah dan ibu adalah pahlawan pertama dan utama dalam hidup setiap orang. Orang tua adalah pahlawan sepanjang masa dalam peradaban manusia.

Kalau kriteria seorang pahlawan adalah seseorang yang memiliki jasa besar dalam kehidupan banyak orang, maka kriteria ini langsung terpenuhi oleh ayah ibu kita. Merekalah yang telah berjasa untuk merawat, membiayai dan mengajarkan kehidupan kepada kita. Kerena jasa orang tualah kita bisa sampai pada keadaan kita hari ini. Karena jasa orang tualah kita bisa bertumbuh sebagai pribadi yang dewasa baik secara jasmani, jiwani maupun rohani. Karena jasa orang tualah kita bisa mengecap pendidikan dan bertumbuh sebagai pribadi yang berakal budi. Karena jasa orang tualah kita bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah. Karena jasa orang tualah kita bisa mengenal Tuhan yang menciptakan hidup kita dan bisa beribadah kepada-Nya. Daftarnya akan terlalu panjang untuk menggambarkan betapa luar biasa jasa kedua orang tua kita.

Kalau kriteria pahlawan adalah seseorang yang rela berkorban bagi orang lain dan demi terwujudnya sebuah perjuangan, maka kedua orang tua kita akan menempatan urutan pertama. Awal kehadiran kita sebagai janin, ibu kita merelakan rahimnya untuk mengandung kita dan membawanya kemanapun ia pergi selama sembilan bulan. Berbagi nafas, berbagi nutrisi dan merelakan berbagai kesenangan agar kita bisa bertumbuh sehat di dalam rahimnya.

Apalagi ketika waktu melahirkan tiba, seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya agar anak yang dalam kandungannya bisa lahir. Melewati rasa sakit berpadu dengan harap-harap cemas ia berjuang agar anaknya bisa lahir. Bahkan ketika anaknya lahir dalam keadaan cacat, seorang ibu rela menanggung rasa malu, ejekan, penolakan, penghakiman dan prasangka-prasangka negatif di masyarakat karena kasih sayangnya lebih besar dari kesempurnaan anaknya.

Setelah anaknya lahir pengorbanannya tidak lantas berhenti, ia memberikan jiwa dan raganya untuk merawat bayi yang baru dilahirkannya. Setiap menit, setiap jam adalah waktu yang ia relakan untuk menyusui, membersihkan dan memastikan bayinya nyaman, dapat nutrisi terbaik dan aman. Kisahnya akan terus berlanjut secara menakjubkan karena kisah seorang ibu akan selalu berisi tentang  kisah kerelaan menderita dan menyangkal dirinya demi anak yang dilahirkannya.

Milyaran uang mereka relakan demi anaknya bisa terawat dengan baik, mendapatkan makanan yang sehat, bisa mengikuti pendidikan yang terbaik dan bisa melihat anaknya tersenyum. Milyaran detik dan menit terbaik mereka sediakan untuk merawat, menemani, mengajar dan mengungkapkan kasih sayang yang ada di hatinya kepada anak-anaknya. Tak terhitung banyaknya rasa sakit, rasa pusing, kesusahan hati, kelelahan dan kecemasan mereka lalui ketika membesarkan anak-anak yang mereka sayangi.

Mereka bekerja keras, mengumpulkan setiap rupiah yang berhasil didapatkan dan yang mereka pikirkan adalah bagaimana kebutuhan anak-anaknya tercukupi. Mereka rela menunda apa yang mereka butuhkan. Mereka rela melepaskan impiannya demi impian anaknya tercapai.

Itu sebabnya Tuhan memberikan perintah agar setiap anak "Menghormati ayah ibunya." Ini adalah hukum kehidupan yang ada di semua agama, suku bangsa dan setiap manusia yang beradab. Orang tua adalah pahlawan yang ditetapkan Tuhan untuk menyiapkan generasi masa depan yang bisa membuat dunia lebih baik.

Maka tidak berlebihan jika saat ini kita memberikan beberapa menit untuk bersyukur kepada Tuhan untuk kedua orang tua kita. Lepas dari berbagai kekurangan dan kesalahannya, mereka adalah orang yang paling berjasa dan paling banyak berkorban bagi hidup kita. Mereka adalah pahlawan di sepanjang hidup kita dan di sepanjang masa. (hatebe/13/11/2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun