Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka…luka… hidup nya…. Luka…
Begitulah untaian lagu yang dinyanyikan Iwan Fals bersama Kantata Takwa di era 90-an. Saat itu, Iwan Fals begitu melegenda. Virgiawan Listanto ini menjadi tokoh oposisi nomor satu Indonesia, sebelum nama Megawati muncul, termasuk Amien Rais. Iwan Fals mengisi posisi Rhoma Irama yang saat itu terkooptasi Golongan Karya (Golkar), sehingga rakyat merasa perlu ada orang baru yang diidolakan (baca:diikuti), yang berani melawan rejim Soeharto yang dikenal keras saat itu.
Sehingga, kalau saja pemilihan Presiden pada saat itu dilakukan secara langsung, bukan mustahil Iwan Fals akan dicatat dalam sejarah sebagai Presiden kita. Karena potensi yang demikian besar, tak heran jika beberapa konser Iwan Fals dibatalkan pihak keamanan. Bahkan Iwan pernah diinterograsi di LakSus. Lagu-lagu Iwan sangat menohok beberapa kebijakan pemerintah Soeharto seperti BBM yang naik tinggi dalam lagu “Galang Rambu Anarki” ataupun nasib guru Pak Oemar Bakrie dalam lagu “Guru Oemar Bakrie”. Tambah lagi dengan beberapa lagu seperti “Bento” yang disebut-sebut menyinggung keluarga Cendana, dan lagu-lagu berat buat karya WS Rendra seperti “Kesaksian”, “Orang-Orang Kalah”, dan “Bongkar” yang diciptakan bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo.
Khusus lagu “Bongkar”, Majalah Rolling Stone Indonesia menetapkan bahwa lagu nomor satu terbaik dari 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Rolling Stone tersebut adalah “Bongkar” milik grup Swami yang rilis pada tahun 1989.
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi...
Teramat banyak untuk disebutkan
Oh hentikan,hentikan jangan diteruskan
Kami muak,dengan ketidak pastian dan keserakahan
Tak heran kini Iwan Fals dilirik menjadi salah satu kandidat Presiden RI 2014. Dalam pengakuan Iwan, apa yang menjadi lagu, merupakan kegelisahan Iwan terhadap kondisi republik ini, termasuk terhadap DPR seperti dalam “Surat Buat wakil Rakyat”. Sehingga, jika ada tiga legenda pemusik: Rhoma Irama, Iwan Fals, dan kini Slank (banyak tokoh termasuk terakhir Jokowi datang ke Slank saat PilGub), nampaknya Iwan menduduki posisi teratas.
Hanya saja, siapa yang akan mengusung Iwan? Meski popularitas nampaknya tidak masalah, hal lainnya adalah soal elektabilitas. Generasi 90-an kini berumur di atas 35 tahun sehingga celah 18-35 yang tidak sedikit tentu banyak yang tidak begitu “ngeh” sepak terjang Iwan Fals. Dan yang terpenting, berbeda dengan Rhoma Irama yang menyatakan akan mencalonkan diri, bagaimana dengan Iwan? Sebab sejak 90-an itu pun, Iwan tidak berminat terjun ke politik praktis. Sehingga, selain memang tidak ada Piplres langsung di era 90-an, Iwan yang tidak minat politik, membuat sejarah belum pernah mencatat Iwan Fals adalah Presiden kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H