Mohon tunggu...
Heru Sutadi
Heru Sutadi Mohon Tunggu... profesional -

Manusia biasa yang ingin Indonesia maju. Suka mengamati sosial politik, dan hobi mengikuti perkembangan teknologi informasi dan cyber crime Saya dapat dihubungi melalui email di herusutadi@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Aman dari Kejatuhan Satelit UARS

24 September 2011   08:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LAPAN merilis informasi bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengkonfirmasi lokasi jatuh (atmospheric reentry) UARS di atas Samudera Pasifik. Lihat titik kuning pada peta berikut. Lokasi atmospheric reentry bukan menyatakan lokasi jatuh di permukaan bumi melainkan lokasi jatuh pada ketinggian sekitar 120 km. Diperoleh informasi bahwa pecahan UARS ditemukan jatuh di wilayah Kanada. Dengan demikian tidak perlu ada kekhawatiran lagi bahwa Indonesia akan kejatuhan puing satelit UARS yang berbobot 6 ton. Indonesia dinyatakan aman. UARS "jatuh kembali ke bumi antara 11:23 EDT Jumat, 23 September dan 01:09 EDT 24 September," tulis NASA di situsnya. UARS, yang diluncurkan dengan pesawat ulang alik Discovery pada bulan September 1991, mulai tidak terkendali sehingga masuk kembali di atas Samudera Pasifik. Dalam dua minggu terakhir kejelasan didapat bahwa jatuh satelit kian mendekat. NASA memperkirakan ada hingga 26 bagian dari satelit yang akan bertahan masuk ke permukaan bumi setelah menabrak atmosfer dan menimbulkan pecahan-pecahan. Secara total, puing-puing itu beratnya sekitar 500 kg dari enam ton berat UARS, sebesar bus sekolah. Di angkasa begitu banyak satelit, yang juga karena usia akan melayang-layang setelah tidak berfungsi. Itu artinya, meski aman dari UARS, ancaman kejatuhan satelit lain masih tetap ada. Berdoalah akan kita diselamatkan dari kejatuhan benda buatan manusia yang diletakkan sebagai stasiun pengulang di angkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun