Malam mengalir dalam nyanyian sempurna.Â
Membentur pada dinding dinding ruang hati.Â
Menggoreskan warna warni kehidupan.Â
Seperti lukisan pada doa yang menyanyat.Â
Pada kepedihan beban hidup.Â
Yang semakin terpojok.Â
Begitu susahnya bernafas dinegeri ini, yang katanya tanah sorga.Â
Begitu perihnya menahan lapar beras mahal.Â
Dan anak anak kita terkapar.Â
Doa doa kita tak mampu menembus ke hati Nya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!