Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Sahabat Saya Menjabat Bupati

26 Agustus 2019   00:05 Diperbarui: 26 Agustus 2019   00:24 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh ada rasa kebanggaan tersendiri, ketika sahabat saya menjabat bupati. Rasanya ada sesuatu yang berbeda dan ada harapan serta kekawatiran. Yang pertama jelas akan ada harapan daerah ini akan maju serta warga masyarakat sejahtera. Yang kedua juga ada rasa kekawatiran dengan orang-orang disekelilingnya. Yang gayanya, melebihi bupati dan seolah-olah mereka yang mengatur bupati. Merekalah yang hebat dan merekalah yang berperan mengatur pemerintahaan.

Sungguh hal ini yang mengawatirkan dalam perjalanan bupati memimpin daerah ini. Sehingga muncul obrolan di warung kopi, ada ring satu, ring dua dan akhirnya ringsek. 

jarak  yang tidak terbaca dan kadang lupa, bahwa sahabat saya itu, sudah memanggul amanah untuk memimpin daerah ini. Kemudian tentunya kita harus sadar diri, bahwa persoalan yang dihadapi bupati itu sangat komplek dan menyangkut maju mundurnya daerah ini. Berat memang?Namun keyakinan sukses membangun daerah itu ada dan akan dubuktikan. Tentunya dengan kebersamaan merangkul semua pihak melangkah seirama memajukan daerah ini.

Kalau toh saat ini, ada jarak yang harus kita temui itu lain, itu wajar. Sebab aturan yang harus dijalankan bupati memang demikian. Toh negara yang nenciptakan aturan itu dan bukan bupati.

Mungkin dulu gampang sekali ngobrol bersama, bercanda ria, bahkan kita sering meminta bantuan. Kadang guyonan seenak kita sendiri. Namun sekarang, tentunya berbeda karena kondisi. Tapi kita tetap yakin bahwa hati sahabat saya itu tetap tidak berubah dan masih seperti yang dulu. Semoga.

Sebagai sahabat, kita tetap akan mendorong, memberi semangat dalam bentuk apapun, agar beliau cepat merealisasikan kesejahteraan rakyatnya serta punggawa di pemerintahaan. Meski kita kadang memiliki rasa kurang percaya diri, saat ingin menghadap beliau.  Dalam pikiran terbayang beribu asumsi serta sederet persoalan yang bakal kita hadapi.

Serentetan pertanyaan muncul dalam hati, jangan-jangan akan terjadi pertanyaan seperti ini dari ajudan atau orang-orang yang dekat dengan bupati? Ada keperluan apa? Bapak sibuk tidak bisa diganggu? Lain kali saja ketemu?

Semua sudah tergambar dipikiran denga kewajaran. Hanya Tuhan yang tahu dan kita tidak bisa memaksakan kehendak. Semoga daerah ini tambah maju dan segera terealisasi Bangka Setaranya. Semoga. (heru sudrajat) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun