Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menelan Sepi

26 September 2018   20:30 Diperbarui: 26 September 2018   20:50 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menelan sepi sendiri, dalam menunggu datangnya bulan nanar diatas kepala.

Seperti janji yang dituliskan diantara daun-daun muda penuh wangi bunga. Kau janjikan bawa seribu kisah-kisah asmara dengan lagu dandang gula.

Lalu kau tunjukkan  cahaya-cahaya gemerlap bintang gemintang yang berkelap kelip diatas mimpi-mimpi yang dibangun.

Sungguh seperti sebuah pesta ulang tahun para dewa-dewi, tanpa ada nyala lilin maupun kue ulang tahun yang tinggi menembus langit.

Hanya catatan usang dilembar peristiwa yang pernah disandang. Malam ini keseimbangan hati seperti diuji. Menunggu janji dibatas mimpi, tanpa ditemani sepi. Karena sepi sudah ditelan berkali-kali.

Dan malam  tak membagi sepi.

Sungailiat 26 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun