Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian yang Hilang

20 Juli 2018   21:35 Diperbarui: 20 Juli 2018   21:29 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tumpahlah rindu ini, disapu kegelisahan yang menenggelamkan semua impian. Saat nyanyian lama menggema ditengah malam. Mengiris iris tajam dalam lamunan kebimbangan.

Benarkah ini suara yang menghilang tahunan dan tiba-tiba terdengar lewat handphone. Lalu bertutur tentang sepinya malam dan sakitnya hati yang tak pernah mau mengerti.

Nyanyian itu sungguh mengejutkan waktu itu. Bersenandung pelan dalam pelukan malam.

Lalu menguras habis air mata yang bercucuran diantara wajah setengah tengadah dan membiarkan luka menganga. Sementara kau melenggang melayang ke tanah seberang tanpa kabar berita puluhan tahun.

Saat ini semua sudah berubah, menjelma gedung-gedung tinggi dan tak ada lagi sawah ladang, yang ada stadion super modern serta kolam renang mewah.

Kambing, kerbau, sapi hilang ditelan kemajuan zaman. Seperti dirimu juga hilang keaslian suara kas anak desa dan pakaianmu gemerlap bak artis dadakan yang selalu berlebihan dalam penampilan.

Entah harus kujawab apa saat suaramu manja memecah malam, mengetuk pintu hati yang kosong. Aku jadi bengong dan menutup ponselku, karena hanya akan menambah keribetan dalam hidupku. Anggap salah alamat atau salah nomor handphone. 

Aku tahu itu suaramu, tapi hati terlanjur membeku menjadi batu.

Sungailiat, Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun