Warna oranye itu seakan menempel kuat.
Pada debu-debu berterbangan melayang.
Mampir kesekujur tubuhmu.
Dari pagi buta sampai apel kantor bupati bubar.
Kau masih saja bermain sapu.
Menimang nimang sampah.
Lalu berhenti menyeka keringat.
Membasuh luka kehidupan.
Jeritan hatimu tergores tajam.
Ditrotoar jalanan yang tak bisa dihapus.
Warna oranye itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!