Kita Harus mengakui perkembangan teknologi yang saat  ini sangat  pesat sekali mulai dari  hal-hal kecil sampai hal-hal yang mengatur semua sisi kehidupan kita.  Namun seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat disaat ini juga dibarengi dengan pesatnyanya efek negatif dari perkembangan teknologi tersebut.Â
Saat ini pendidikan dan sosialisasi terhadap anak-anak dilakukan oleh peran teknologi yang semakin mendominasi. Â Gadget yang biasa orang tua berikan kepada anak-anak kita secara tidak langsung memberikan efek negatif yang nyata terhadap perkembangan anak kita. Â Namun orang tua pun tak mesti berprilaku kaku dengan meng-anti teknologikan anak kita. Â Orang tua dituntut untuk dewasa dalam memaknai perkembangan teknologi yang semakin tak terbendung terlebih terhadap pendidikan dan sosialisasi yang dilakukan oleh teknologi dengan pengawasan yang intens dari orang tua.
Puncak kekhawatiran orang tua akan efek perkembangan teknologi terhadap perkembangan anak adalah ketika anak memasuki usia pubertas. Â Biasanya anak-anak kita akan mengalami perubahan sikap dan prilaku karena memang dorongan hormonal terhadap anak disaat mereka memasuki fase pubertas. Â Biasanya para remaja cenderung lebih tertutup ketika memasuki fase pubertas, namun tidak semua remaja ketika memasuki fase pubertas akan melakukan hal yang sama. Â Pada fase pubertas inilah orang tua akan megkhawatirkan mengenai perkembangan emosional anak kita dan biasanya pencarian jati diri mereka dilakukan tidak dari orang tua melainkan dari orang sekitar mereka. Â Pada fase pubertas ini para anak-anak yang sedang memasuki kategori remaja ini akan mengenal sosial media sebagai dunia baru yang mereka masuki, terlebih dari efek negatif yang ditimbulkan dari sosial media itu sendiri. Â Ketika seorang anak memasuki fase remaja perkembangan hormonal ini akan merubah sifat baik secara verbal maupun emosional.
Saat ini orang tua dituntut untuk lebih memahami perkembangan teknologi agar orang tua dapat mengawasi dan mengontrol dari prilaku anak-anak kita yang sedang memasuki fase remaja.  Salah satu cara pengawasan yang mudah dilakukan adalah pengawasan melalui Device ID.  Device ID adalah identitas perangkat standar yang kita registrasikan melalui email ketika kita akan menjalankan perangkat gadget yang baru  kita beli seperti apple id (icloud) untuk perangkat iOs dan google ID (google drive) untuk perangkat android.  Biasanya Device ID ini akan meminta informasi standar seperti alamat dan informasi finanasial ketika kita mengaktifkan menu wallet.  Namun bukan hanya disitu, ternyata Device ID juga dapat digunakan untuk mengawasi gerak-gerik anak kita melalui dunia maya.Â
Ketika seorang anak memasuki fase remaja, hal yang lumrah ketika mereka meminta gadget seperti smartphone kepada kita sebagai orang tua. Â Ketika kita membelikan mereka handphone jangan lupa untuk mencatat Device ID yang tentu saja kita yang mendaftarkannya, catat selalu username dan passwordDevice IDsmartphone anak kita sebelum gadget itu diberikan. Â Apasih sebetulnya keistimewaan Device ID dalam memantau aktifitas dunia maya anak-anak kita? Device ID dapat terkoneksi ke dalam sebuah PC atau laptop kita. Â Biasanya ketika kita mengakses Device ID kita akan menemukan menu lokasi dari smartphone tersebut berada, menghapus data ketika handphone kita hilang, juga dapat menyalakan ringtone ketika kita lupa meletakan handphone kita. Â Pada menu lacator ini kita dapat manfaatkan untuk mengawasi pergerakan anak kita melalui GPS, sangat berguna ketika anak kita sering berbohong dan membolos sekolah, menu ini dapat digunakan untuk memantau anak kita, kemana dia pergi. Â Selain tiga menu diatas, ada satu menu yang menurut saya sangat berguna untuk mengawasi anak kita, menu tersebut adalah menu cloud. Â Menu ini sebetulnya digunakan untuk memberikan perlindungan kepada file kita dengan mem-backup file kedalam penyimpanan secara digital. Â Biasanya ketika kita mengaktifkan menu ini semua file yang kita simpan akan secara otomatis ter-upload kedalam web cloud. Â Kita dapat memantau kegiatan anak-anak kita dengan mengetahui kegiatan apa saja yang mereka foto di smartphone mereka dan file apa saja yang mereka simpan guna mencegah terkontaminasi nya anak kita dari bahaya pornograpi, tapi jangan lupa mengaktifkan feature ini di smartphone anak kita ya.
Dengan adanya Device ID bukan berarti kita sebagai orang tua serta merta membatasi ruang gerak anak kita hingga tidak memiliki privasi, namun dengan adanya feature ini diharapkan orang tua untuk bijak dalam mengawasi anak kita dari bahaya negatif teknologi. Â Semoga uraian diatas dapat membantu ya. Â salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H