Mohon tunggu...
Heru Prayoga
Heru Prayoga Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Realistis Idealis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Belanja Ala Anak Kos Jogja

10 Desember 2012   10:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:54 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir pekan baru saja berlalu, selalu ada cerita menarik setiap kali menikmati akhir pekan di kota pelajar ini, Ngayogyakarto Hadiningrat. Mulai dari pagi yang ramai di lingkungan kontrakan karena warga yang tengah gotong royong membersihkan sampah, bersih-bersih kontrakan, cuci baju, sampai wisata belanja barang-barang murah di Sunday Morning.

Sunday Morning yang satu ini bukanlah lagu milik Maroon 5, melainkan semacam pasar kaget yang ada setiap hari Minggu saja. Sunday Morning lebih akrab disebut sunmor oleh masyarakat Yogyakarta. Tidak begitu jelas asal muasal Sunday Moning sendiri berdiri sejak kapan dan siapa pelopornya. Tetapi pasar kaget ini selalu menjadi tujuan yang sangat diminati setiap hari Minggu. Pasar kaget ini berbeda dengan pasar kaget kebayakan, karena penjualnya sangat terartur, terjadwal setiap Minggunya, serta banyak penjual yang sama setiap minggunya.

Bertempat di sepanjang jalan yang menjadi wilayah UGM, tepatnya di jalan sekitar lembah UGM. Atau yang baru menjadi warga baru di Jogja lebih sering menyebutnya, jalan sepanjang depan Masjid UGM sampai Bengkel UGM. Selalu saja ramai pengunjung, entah itu mahasiswa yang kebanyakan anak kos, ataupun orang-orang yang sudah beerkeluarga dengan mengajak anggota keluarganya untuk jalan-jalan. Penjual yang ada sangat beragam, pembeli tinggal memilih apa yang diinginkan, asal tidak lelah berjalan, akan semakin banyak yang bisa dijumpai dan tentunya semakin menarik.

Ada bermacam-macam barang yang disajikan di Sunday Morning. Bila kita telurusi dari bagian depan sampai belakang, akan kita jumpai penjual yang menawarkan pakaian, aksesoris, jajanan tradisional, jajanan modern, minuman, makanan berat, sampai perabot rumah tanggapun ada. Bisa dibilang, disini sangat lengkap dan yang menjadi hal yang paling disukai anak kos, barang-barang di Sunday Morning ini bisa ditawar. Di sini tidak hanya tersedia barang baru saja, tetapi ada pula baju-baju bekas layak pakai dengan harga yang cukup miring.

Stand pakaian bisa kita temui dari pertama kita masuk sampai ujung pasar ini digelar. Busana muslim, kemeja, kaos Jogja, baju-baju masa kini, pakaian dalam, sampai sprei dan korden tersedia di sini. Wilayah makanan berat ada di bagian tengah, dekat dengan food court UGM yang juga tetap buka. Kecuali di food court, para penjual dadakan hanya menyediakan lesehan dengan meja. Tetapi, karena lesehan inilah suasana pasarnya semakin terbangun. Untuk kebersihan, semua tempat disini jauh lebih bersih dari pasar tradisonal.  Makanan yang ditawarkan juga cukup beragam mualia dari yang berkuah, penyetan, atau makanan rumahan ada di sini.

Para pedagang yang menjual jajanan atau makanan ringan tersebar di sepanjang Sunday Morning. Ada gulali, otak-otak, gethuk, rujak, buah-buahan, sosis bakar, Carica (minuman khas Wonosobo), dan masih banyak menu lain yang bisa kita coba. Sedangkan stand aksesoris, mainan, dan perabot rumah tangga tidak sebanyak stand pakaian dan makanan, tetapi cukup tersebar. Untuk stand-stand ini, biasanya pedagang menawarkan harga paketan misalnya sepuluh ribu dapat tiga untuk perabot-perabot dari plastic dan melamin. Aksesoris juga begitu, ada harga khusus sendiri, seperti jam yang harganya dipatok mulai dua puluh lima ribu rupiah saja.

Untuk Kualitas barang yang ditawarkan, kita juga bisa memilih, dari kualistas yang biasa-biasa saja hingga kualitas yang lumayan bagus. Tidak semua barang bermerk ada, tapi beberapa stand menawarkannya. Sebut saja Tuperware, Rumah Pernik, dan Butik Rajut. Tentu saja harga yang ditawarkan agak berbeda dengan stand lainnya, karena mereka membawa kualitas dan merk.Bagi pecinta bola, ada juga satu stand yang khusus menawarkan barang-barang bernuansa bola. Seperti kaos-kaos dan tas bertuliskan nama suatu team besar dunia.

Entah karena namanya atau apa yang memiliki unsur kata pagi (morning), di Sunday Morning ada istilah harga pagi dan harga siang. Harga pagi yaitu harga awal barang diperjualbelikan, dimulai saat pertama pasar dibuka, sampai kisaran pukul 09.00. Harga barang yang ditawarkan pada jam-jam ini merupakan harga asli ysng diberikan oleh pedagang, tetapi tetap saja bleh ditawar.

Sedangkan harga siang adalah harga kedua, dimulai sekitar pukul Sembilan sampai pasar ini tutup, yakni sekitar pukul 12.00. Barang-barang yang ditawarkan di harga siang ini lebih murah dibandingkan dengan harga siang, ini karena pembeli mulai sedikit dan penjual sudah ingin segera barangnya habis. Tetapi, tidak semua barang disini punya harga siang. Barang-barang yang punya harga siang biasanya pakaian dan aksesoris. Untuk makanan sendiri, harganya selalu sama, entah pagi ataupun siang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun