Di era sekarang zaman semakin canggih, dimana ciptaan teknologi terus bermunculan. Ada saja teknologi baru yang muncul tiap waktu seiring kebutuhan orang-orang yang sekarang serba instant. Menelisik ke era sekarang kaum - kaum pemuda era sekarang atau yang kita kenal gen Z sudah sangat dilekatkan dengan, kaum rebahanlah, kaum manja, kaum yang mudah menyerah, kaum yang mau serba instant.
Menelisik sedikit ke belakang di era tahun 1400-san, yang dimana dahulu ada sebuah kerajaan besar yaitu Konstatinopel yang letak wilayahnya sekarang kita kenal dengan nama Turki. Dimana Konstatinopel iyalah sebuah kerajaan Kristiani yang di pimpin oleh Konstatinus IX atau kita kenal raja Bizantium. Nah pada era tersebut ada 2 kerjaan yaitu Bizantium (Kristiani) dan Kerajaan Turki Ismani (Islam) pada saat itu.
Sultan Mehmed II, di angkat sebagai sultan pada saat itu mengantikan ayahnya yang meninggal karena sakit di umur ke 21 Tahun, umur yang sangat dini untuk menjadi Sultan di sebuah kerjaan. Dan Sultan Mehmed II dikenal sebagai raja termuda pada saat itu, dan para warga kerajaan pada saat itu sangat ragu atas kepemimpinannya. Bahkan kerajaan Bizantium menganggap Kerajaan Turki berada di ujung kehancurannnya.
Di dalam kepemimpinan Sultan Mehmed II, ia mempercayakan Hasan sebagai panglima ataupun sebagai mata - mata kerajaan, Hasan yang kurang mencolok dalam kisah Sultan Mehmed II atau yang kita kenal Sebagai Sultan Muhammad Alfatih. Peran dari Hasan sangat sentral jiwa kepemimpinannya dan berani mengambil resiko patut di apresiasi
Waktu demi waktu di masa kepemipinan Sultan Mehmed II, ada hal yang sangat mengejutkan yang dimana ia merencanakan merebut kota Konstatinopel dari umat Kristiani. Ia tidak semenah-menah atau tanpa alasan kenapa ia mengambil keputusan itu, sudah berapa kali ia memimpikan bahwasannya harus merebut Kota Konstatinopel dari tangan Kristiani, disisi lain dia sangat berambisi untuk mewujudkan mimpinya ke Ayahnya untuk merebut kota Konstatinopel dari umat kristiani.
Yang menjadi pertanyaan, di usia semuda itu Sultan Mehmed II di tuntut untuk visioner sebagai pemimpin, dan berani mengambil keputusan yang sekalipun akan mengorbankan para prajuritnya. Apa yang kemudian menjadi mimpinya, ia lalu mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk berperang dengan Kerajaan Bizantium, Sultan Mehmed II mengintrupsikan para bawahannya untuk membangun tembok besar pertahaan untuk berjaga - jaga ketika terjadi serangan balik dari Kerajaan Bizantium. Selain itu dia menyiapkan kapal-kapal perang, dan yang paling mengejutkan dia membuat meriam tempur untuk meruntukan Benteng Tembok yang ada di Kota Konstatinopel, yang dimana pada saat itu meriam belum banyak digunakan, bahkan di masa kerajaan Turki Ismanilah mulai muncul meriam untuk berperang dimedan tempur
Disisi lain setalah mengumumkan perang dengan Kerajaan Bizantium, kemudian ada beberapa keputusan yang Sultan Mehmed II lakukan yang banyak merugikan Prajurit-prajuritnya yang banyak tumbang dimedan tembur. Perang yang menghabiskan waktu hingga 40 hari tidak membuahkan hasil yang mulai dari awal April hingga ke Bulan Mei 1453.
Sultan Mehmed II sangat bingun bahkan merasa ingin berputus asa. Kemudian beberapa selam waktu kemudian ia kedatangan Gurunya atau biasa ia memanggilnya sebagai Syaikh atau nama lengkap beliau Syaikh Muhammad Syamsudin Bin Hamza. Beliau menasehati Sultan Mehmed untuk tetap berjuang di medan tempur, apa yang sudah ia lakukan harus tetap di perjuangkan di jalan Allah SWT. Tidak ada perjuangan yang mudah tidak perjuangan yang sia selama di jalan Allah SWT. Dalam berjihad menyebarkan Agama Islam. Ini yang di gembor -gemborkan Sultan Mehmed II sebagai pemimpin yang sebagai pemimpin muda yang visioner, berani mengambil keputusan, memiliki kecerdasaan, dan Iman yang tidak perlu di pertanyakan lagi, ahlak yang mulia dan hati yang sangat rendah hati terhadap umat kristiani. Sebagai umat islam yang taat sebelum berperang Sultan Mehmed mempin jalannya Sholat bersama dengan seluruh prajuritnya, serta melakukan puasa bersama luar biasa dalam menaklukan Kekasiaran Bizantium.
Setelah 50 hari proses lamanya berperang akhirnya Kerajaan Turki Ismani berhasil mengalahkan Kekaisaran Bizantium di bawa kepemimpinan Sultan Mehmed II, puncak kemenangan Sultan Mehmed II dengan berkibarnya Bendera Turki Ismank yang di lakukan oleh Hasan sebagai panglima tempur Turki Ismani.
Kenapa kemudian saya mengambil kisah Sultan Mehmed II, sudah sangat jelas dia adalah contoh teladan untuk kaum pemuda di masa kini, selain jiwa kepemimpinannya yang sangat diakui, ia juga di kenal sebagai pemimpin yang visioner, cerdik dan taat di jalan Islam sebagai umat muslim Allah SWT. Hampir semua mencakup sikap teladan dari Sultan Mehmed II, yang dimana juga kisah prempuan bernama Eran yang sebagai prempuan berjiwa keSatria yang turun ke medan perang untuk membalaskan dendam ke keluarganya. Kisah Sultan Mehmed II akan menjadi tauladan untuk kaum-kaum pemuda terkhusunya umat muslim.