Ada dua cerita di sini:
Cerita yang pertama ketika saya masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Di SD saya ini, ada dua nama Iswan. Yang pertama, Iswan teman sekelas saya. Lalu yang kedua, Pak Iswan, guru olahraga.
Kejadiannya lucunya terjadi jam pelajaran olahraga. Ketika itu, Iswan sedang bertengkar dengan saya. Sampai teradi perkelahian. Dengan menangis sesenggukan, saya melapor ke bapak guru BP.
"Pak Iswan nakal." lapor saya. Guru BP-nya langsung memangggil Pak Iswan. Saya juga bingung kenapa yang dipanggil malah Pak Iswan bukan Iswan. Ternyata selidik pun selidik, guru BP-nya salah mengartikan lapporan aduan saya. Dikiranya Pak Iswan yang nakal. Untunglah, Pak Iswan tak dikeluarkan setelah saya menjelaskan yang nakal itu Iswan, teman saya bukan belau.
Cerita yang kedua terjadi ketika saya duduk di bangku kelas tiga SMP. Saat itu ada teman saya yang namanya cukup unik yakni Bangkit. Nah suatu hari, Nisa yang juga teman sekelas saya dan Bangkit tak berangkat sekolah karena sakit.
Seperti biasa, kalau ada murid yang sakit, ditulis di papan absen sebelah kiri papan tulis. Nah, enggak tahu siapa yang usil tapi tahu-tahu ada menambahi kalimat "dari kubur" di bawah nama keduanya. Jadilah tulisan di papan absen berbunyi, "Nisa Bangkit dari kubur."
Salam kentir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H