[caption id="attachment_128678" align="aligncenter" width="465" caption="Sumber gambar: mediaindonesia.com"][/caption] Menurut sumber di Wikipedia Indonesia, Wim Rijbergen bernama lengkapWilhelmus Gerardus Rijsbergen lahir di Leiden, Belanda tanggal 18 Januari 1952. Wim Rijbergen sendiri adalah pemain bertahan Timnas Belanda ketika menjadi runner up Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1978, Wim Rijbergen pernah bermain di PEC Zwole, Feyenoord Rotterdam lalu di MLS (Liga Amerika Serikat) bersama New York Cosmos dan mengakhiri karienya di FC Utrecht, Karier kepelatihannya dimulai dari menjadi asisten pelatih Leo Beenhakker di Timnas Trinidad Tobago pada Piala Dunia 2006. Selepas itu dipercaya menjadi pelatih Trinidad Tobago hingga diberhentikan tanggal 4 Juni 2007. Wim Rijbergen pernah pula menjadi pelatih PSM Makasar di LPI. Dan kini menjadi pelatih Timnas Indonesia menggantikan pelatih sebelumnya, Alfred Riedl. Tapi dalam perggantian kursi pelatihnya, ada aroma balas dendam. Pihak Johar Arifin Husin yang didukung oleh Kelompok 78 (Pro LPI) mengganti Alfred Riedl dengan alasan yang cukup tidak masuk diakal ketika itu yakni kontraknya tidak ditemukan. Walaupun pada akhirnya alasan itu tidak benar tapi Alfred Riedl tetap dipecat. Selain itu, waktu pergantian pelatih dari Alfred Riedl ke Wim Rijsbergen pun terlalu dekat dengan babak kedua Pra Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan ketika itu. Beruntung, Timnas yang diarsiteki Wim Rijsbergen dan asistennya Rachmad Darwawan lolos ke babak ketiga Pra Piala Dunia. Di babak ketiga ini, Timnas Indonesia satu grup dengan Bahrain, Iran dan Qatar. Pada pertandingan perdana tanggal 2 September lalu, Timnas Indonesia ditekuk tuan rumah Iran dengan skor cukup telak 3-0. Lalu pada tanggal 6 September kemarin, Timnas Indonesia kembali kalah dari Bahrain kali ini di kandang sendiri. Akibatnya, Wim Rijbergen pun disalahkan. Okelah, Wim Rijsbergen memang salah tapi jangan semua kesalahan ditimpakan kepada dia. Itu tidak adil namanya. Bahkan saking marahnya melihat Timnas Indonesia kalah dari Bahrain, ada sejumlah orang mengharapkan Alfred Riedl kembali melatih Timnas Indonesia lagi. Padahal belum tentu juga, Alfred Riedl mau kembali ke Timnas Indonesia. Bisa jadi dia masih trauma karena "didzolimi" oleh pengurus PSSI yang baru. Lagipula, apakah dengan mengganti Wim Rijsbergen dengan pelatih Alfred Riedl atau pelatih lainnya secara otomatis akan membuat Timnas Indonesia menang? Belum pasti. Bisa saja ini akan menjadi blunder baru pengurus PSSI kalau mereka benar-benar melakukannya. Karena seorang Alfred Riedl atau pelatih lainnya pastilah membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk beradaptasi, mengenal karakter tim hingga membuat skema formasi tim intinya. Bahkan seorang Alfred Riedl pun juga butuh waktu lantaran dia sudah ada tiga bulan tidak melatih timnas. Untuk itu, jangan salahkan Wim Rijsbergen. Semakin kita menyalahkan Wim Rijsbergen justru akan merugikan Timnas Indonesia sendiri. Daripada hanya menyalahkan Wim Rijsbergen, mari kita desak PSSI untuk memperbanyak pertandingan uji coba dengan Timnas-Timnas luar negeri yang tangguh. Dengan begitu, Timnas Indonesia bisa menyerap pengalaman berharga untuk melakoni pertandingan selanjutnya. Mumpung pertandingan melawan Qatar masih lebih dari sebulan lagi. Jadi manfaatkan kesempatan ini dan jangan takut dengan harga tinggi yang diminta Timnas calon lawan uji coba Indonesia nanti. Lha wong, untuk mendanai kampanye, para pengusaha rela menyumbang uang banyak tapi kenapa untuk menggelar pertandingan uji coba Timnas Indonesia saja, jarang ada mau. Sungguh ironis bukan. Salam olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H