Mohon tunggu...
Herumawan P A
Herumawan P A Mohon Tunggu... Lainnya - Pernah menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Menyukai olahraga sepakbola, sedang belajar menjadi citizen Juornalism dan suka menulis apapun. Mulai dari artikel sepak bola, cerita remaja, cerita pendek, cerita anak hingga cerita misteri.

Asli wong Jogja. Sekarang tinggal di Sleman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Fantasi] Drakula Vs Pocong

18 September 2014   04:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Herumawan P A: Nomor 73.

Di Eropa, seorang Drakula sedang gundah gulana. Ternyata penyebabnya, darah orang Eropa sudah tidak segar lagi. Karena orang Eropa sering sekali memakan daging hewan buas dan suka meminum minuman keras. Lalu memutuskan pergi ke Indonesia. Menurut kabar yang diterimanya, darah perempuan Indonesia masih segar-segar. Terutama yang masih gadis

Akhirnya, Drakula tiba di Indonesia. Di Indonesia, Drakula ingin beristirahat dulu. Maklum jetlag. Karena ini pertama kalinya Drakula naik pesawat. Sehari berikutnya, Drakula mulai merasa haus akan darah segar. Drakula segera berburu darah segar di daerah sekitar tempatnya menginap.

Sayangnya usaha Drakula sia-sia. Karena semua orang di daerah sekitar tempatnya menginap sedang sibuk menyembelih hewan kurban. Drakula takut nanti ikutan disembelih lalu dijadikan sate kelelawar.

Drakula mencari info dimana dia bisa mendapatkan darah segar. Tak lama, Drakula berhasil mendapatkan info kalau di pemakaman dekat situ baru ada gadis yang dimakamkan. Drakula bergegas menuju ke pemakaman. Tiba di pemakaman, Drakula langsung mencari makam si gadis. Berkat indera penciuman terhadap darahnya yang kuat, makam si gadis cepat ditemukan.

Drakula membongkar makam si gadis dengan kuku-kuku tangannya yang panjang. Ketika hendak mengigit leher si gadis, Drakula dikejutkan bayangan makhluk serba putih yang muncul di atas makam.

"Kau siapa?" tanya Drakula setelah berada di atas. Makhluk serba putih itu hanya diam, tidak menjawab. Tapi sorot matanya menatap tajam Drakula.

Drakula merasa ditantang. Lalu melancar pukulan dan tendangan ke arah makhluk serba putih itu.

"Jurus Pocong berputar," makhluk serba putih yang ternyata Pocong itu menangkis pukulan dan tendangan Drakula dengan putarannya. Drakula kesal dibuat. Serangan gencarnya berhasil dipatahkan Pocong. Tapi Drakula tidak kehabisan ide. Dirinya tahu kelemahan jurus putaran milik Pocong itu. Karena mirip putaran gangsing atau yoyo. Yakni di kepalanya. Dengan sekali hentakkan kaki, Drakula melesat ke atas lalu menukik ke bawah cepat sekali. Sasarannya kepala Pocong. Tendangan kaki kanannya telak mengenai kepala Pocong.

Pocong jatuh terjerembab. Drakula segera mengangkat tubuh Pocong. Lalu mendekapnya kuat-kuat.

"Akan kuhisap darahmu," Drakula yang tampak bernafsu langsung menancapkan taring giginya ke leher Pocong. Tapi tiba-tiba, Drakula menarik kembali taring giginya. Tubuhnya terhuyung-huyung.

"Darahmu rasanya pahit sekali," Drakula menuntahkan darah yang dihisapnya tadi.

"Kamu tidak tahu kalau aku dulu pecandu narkoba yang mati overdosis."

"Rasakan darahku yang pahit," kata Pocong. Drakula hanya tertegun mendengar perkataan Pocong. Lalu jatuh ambruk ke tanah. Pocong tidak memperdulikannya dan segera bergegas pergi.

Untuk membaca karya peserta lain, silahkan klik Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun