Mohon tunggu...
Heru Legowo
Heru Legowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang suka sesuatu hal yang baru, yang menantang fisik, kecerdasan dan yang penting segala sesuatu yang membuatnya merenung! Oleh karenanya, dia kerap melakukan pekerjaan atau perjalanan yang tidak biasa. Hal-hal baru dan tempat-tempat baru selalu mengusik keinginan-tahuannya. Dia akan melakukan apa saja untuk dapat mengerti dan memahaminya, kemudian berusaha menuliskan pengalamannya; untuk sekedar berbagi. Semoga bermanfaat …

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Waktu

1 Januari 2014   08:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu berjalan dengan pasti. Kecepatannya sangat tergantung sesuai emosi dan perasaan masing-masing. Biasanya yang senang, gembira, sehat dan positif waktu rasanya begitu cepat berlalu. Waktu bergerak begitu cepat, tanpa terasa sesuatu sudah lewat. Ketika sedang berbahagia semuanya rasanya begitu cepat berlalu, kemarin baru hari Senin, sekarang sudah mau akhir minggu lagi.

Tetapi bagi yang sedang gelisah, menunggu, sedang susah atau yang sedang menderita sakit, waktu rasanya begitu lambat bergerak. Menit demi menit terasa lambat bergerak. Nggak percaya? Bertanyalah kepada yang sedang menunggu keluarga yang sedang sakit diopname, pasti tahu. Bagi yang pernah puasa, sangat tahu bagaimana waktu terasa bergerak sangat lambat.

Waktu menjadi relatif bagi manusia. Yang jelas tidak ada yang mampu bertahan melawan waktu. Semua lewat, semua ditelan oleh waktu. Perlahan tetapi pasti, waktu memakan semuanya. Oleh sebab itu nenek moyang kita dulu, menggambarkan waktu seperti raksasa yang memakan segala, Bethara Kala. Sang Kala memakan apa saja. Bahkan bumi dan matahari juga berusaha dimakan! Nenek moyang kita menyebutnya sebagai gerhana. Mereka menggambarkan gerhana bulan adalah ketika Sang Kala sedang berusaha memakan bulan. Juga matahari, dan terjadilah Gerhana Matahari.

Sang Kala menelan apa saja, tanpa kecuali. Dan tidak ada satu pun yang mampu menahan atau menundanya. Semua pasti akan tiba saatnya. Dan Sang Kala tanpa bisa ditahan, memakan apa saja.

Begitu pentingnya waktu, sampai Allah Swt pun beberapa kali menyebut dalam Al Qur'an : demi waktu (wal Ashri), demi malam (wal laili), demi fajar (wal fajri), demi matahari (wasy syamsi) dan demi waktu dhuha (wadh dhuha). Tidak mungkin Allah Swt bersumpah demi waktu, jika tidak ada hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh manusia. Pasti ada yang ingin diyakinkanNYA, agar kita manusia membaca dan memahami mengenai waktu ini. Terpulang kepada kita semua untuk mengartikannya.

Tinggal kita yang sekarang masih berada pada periode waktu itu. Bagaimanakah memanfaatkan waktu dengan sebaik-mungkin, se-optimal mungkin, bagi kemaslahatan bersama. Waktu berlalu memakan semuanya. Kita berada didalamnya sadar atau tidak, perlahan tetapi pasti, juga dimakan oleh waktu. Dan banyak joke lelucon, bertebaran mengenai waktu ini : "kalau dulu pakai minyak wangi, sekarang minyak angin. Kalau dulu keras menunggu, sekarang menunggu keras" ... Itu membuktikan waktu telah mengubah kita. Yang muda menjadi tua. Yang muda kehilangan kegagahannya dan tidak akan mampu bertahan untuk tidak menjadi tua. Jadi sangat wajar, jika yang tua bersiap-siap untuk digantikan oleh yang muda.

Semua akan ada tiba pada waktunya. Dan kita juga akan sampai, dan sekarang sedang menuju ke suatu waktu. Sebenarnya sadar atau tidak, sejak lahir pun kita sudah diprogram dan masuk count down. Hanya kita tidak tahu kapan waktunya akan tiba. Pemahaman dan pengertian ini menjadi sangat penting, supaya kita menyadari dan Insya Allah mampu mengambil sikap, untuk berbuat sesuatu. Wal Ashri ...

Dan hingar-bingar ledakan kembang api dan semburan warna-warni di udara menyiratkan suka cita, gembira dan bahagia. Kita telah melewati tahun 2013 dan memasuki tahun 2014, menurut kalkulasi kalender kita. Bagi Sang Waktu sebenarnya tidak mengenal batas itu. Dia terus berjalan tanpa peduli perhitungan yang dibuat oleh manusia.

13885384381390315460
13885384381390315460

Meskipun begitu, marilah kita jadikan pergantian waktu eh maaf pergantian tahun ini menjadi sarana untuk melakukan introspeksi. Mengevaluasi semua yang sudah kita lakukan. Merenungkan sudah sebesar apa manfaat yang sudah kita perbuat bagi diri sendiri, untuk keluarga dan bagi sesama manusia? Mudah-mudahan manfaat yang kita sumbangkan lebih banyak daripada mudharat yang kita perbuat. No body perfect! Memang, tetapi sangat wajarlah jika kita berusaha memperbaiki yang salah dan meningkatkan lagi yang hal-hal yang sudah baik.

Marilah dengan sadar kita menuliskan hal-hal yang baik, dan menghapus hal-hal yang buruk dari kehidupan kita. Semoga Allah Swt meridhai dan memberikan rakhmat bagi yang sempat membaca tulisan ini. Amin Ya Robbal Alamin.

Selamat Tahun Baru 2014. Semoga kita semua akan memperoleh yang lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun yang silam. Tetap SMS = Sehat, Manfaat & Semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun