Mohon tunggu...
Heru Kurniawan
Heru Kurniawan Mohon Tunggu... lainnya -

Mengakrabi Dunia dengan Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janda Tua

22 Mei 2012   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1.

JANDA TUA

Kisah ini aku dapatkan dari Ibu Mertua.

Ia menuturkan bahwa suatu ketika, saat ia sedang membagikan sodakoh yang tidak seberapa untuk memenuhi nadzar atas kelahiran cucunya dengan selamat dan normal, sampailah pada giliran ke rumah seorang janda tua miskin yang hidup sendirian. Anak-anaknya sudah hidup mandiri dan berkeluarga dengan mewarisi kesusahan orang tuanya.

Janda itu menyambut kedatangan Ibu Mertua dengan ramah. Mempersilahkannya duduk di kursi bambu usang dan reot yang berdiri rapuh di atas lantai yang beralaskan tanah.

Setelah menyuguhkan air putih dalam gelas yang kusam, dan Ibu Mertua pun meminumnya. Ibu Mertua menyampaikan kedatangannya, dan kemudia memberi selembar amplop berisi uang sodakoh yang tidak seberapa itu.

Tanpa diduga, Janda Tua itu menerima dengan ekspresi yang diluar batas kewajaran. Ekspresi senangnya membuat perasaan tersayat pilut, dan air mata Ibu Mertua meleleh pelan.

Alhamdulliah, Tuhan mengabulkan doa saya hari ini. Sudah dua hari saya tidak makan apa-pun….” Katanya.

Ibu Mertua spontan bertanya pilu, “Memangnya di mana anak-anak, Mbah?”

“Anak-anakku juga hidup susah.”

Ibu Mertua menambahi, “Tapi, kok, bisa tidak makan apapun selama dua hari?”

“Karena tidak ada yang bisa dimakan. Tidak punya uang sepeser pun. Hanya air bening. Ya, air bening yang mengisi perutku dua hari ini. Setiap aku merasa lapar, aku selalu meminum air bening ini sebanyak-banyaknya. Kalau dalam tidur terjaga karena perut lapar, aku minum air bening ini, kemudian berdoa dan bernyanyi lagu jawa pelan sampai kemudian tertidur kambali. Dua hari ini pun aku hanya duduk, perjalan mondar-mandir dalam rumah, dan tidur. Aku tidak punya cukup tenaga. Rasanya lemas…” ceritanya sambil berurai air mata.

Aku yang mendengar cerita ini dari Ibu Mertua pun terharu. Merasa malu telah hidup berkecukupan, sementara ada tetangga sendiri yang hidup penuh kemiskinan sampai dua hari tidak makan apapun. Hidupnya ditopang oleh air bening dan doa-doa kepada Tuhan untuk mengirimkannya makanan.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun